Laron-laron malam mengingatkanku pada sepotong cahaya
Cahaya itu yang selama ini meneduhkanku lalu kau genggam pergi berlaluÂ
Dimana sekarang ini, aku merindukannya untuk lampu tidurku
Sebagai penerang malamku hingga mataku tertiup membisu
Laron-laron malam...Â
Bersama sunyi mencari suara hujan gerimis yang tak pasti
Semakin malam, hujan semakin deras namun kau tak kunjung membawa cahaya
Ku kira kakek itu yang membawanya dengan sempoyongan
Namun tidak, ia pun mencari sepotong cahaya peniup mata
Meski di genggamnya botol-botol hitam pembuat buta
Laron-laron malam...Â
Sayap-sayapnya telah patah dan ia pun terlihat susah
Mencoba merekah di tengah hujan, namun terasa kering sudah
Bahkan tanpa terlihat indah lagi mereka merayap-rayap dalam tanah
Namun, sepotong cahaya itu ada pada tangan yang indah
Dari seorang anak dengan baju lusuhnya tertidur pulas
Raut wajahnya terlihat kusam, tapi jari jemarinya mungil nan indah
Ia tertidur tanpa tahu seorang bapaknya yang setiap waktu meminta-minta
Kini ia telah ada di alam mimpi bersama sepotong cahaya
Begitupun aku yang sedari tadi mataku tertiup membisu
Malang, 27 Desember 2018