Mohon tunggu...
Nadzifahdurroh Khasanah
Nadzifahdurroh Khasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa/UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Nadzifahdurroh Khasanah [24107030031]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelita di Tengah Sepi: Sosok di Balik Senyum Anak Panti

30 April 2025   18:31 Diperbarui: 30 April 2025   18:52 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen Pribdi

Panti Asuhan Nurul Haq adalah Panti Asuhan Putra dan Putri dibawah Yayasan Pondok Pesantren Modern Yatim Dan Dhuafa Madania. Beralamat di Jl. Janti Gg. Gemak, 88 Gedongkuning, Tegal Tandan, Banguntapan, Banguntapan, Bantul, D.I. Yogyakarta.

Panti ini tidak hanya menjadi tempat tinggal bagi anak-anak yatim dan dhuafa, tetapi juga wadah pembinaan karakter dan pendidikan yang menyeluruh. Di balik operasional harian panti, ada sosok muda yang ikut andil besar dalam pengelolaan dan pembinaan anak-anak di dalamnya, Bapak Imam Wahyudi.

Menjadi bagian dari kehidupan anak-anak panti bukan sekadar soal berbagi waktu dan tenaga. Bagi Imam Wahyudi, hal itu adalah bentuk kasih sayang yang nyata. Beliau sudah aktif sebagai koordinator di panti asuhan sejak tahun 2022, dan selama itu pula ia terus belajar, berkembang, dan mengabdi.

"Nama saya Imam Wahyudi, dan saat ini saya menjabat sebagai koordinator di panti asuhan ini," ujarnya saat wawancara. Tanggung jawabnya mencakup banyak hal seperti pendidikan, kesejahteraan, hingga pengembangan karakter anak-anak.

Dengan penuh ketulusan, Imam menjelaskan bahwa keterlibatannya bermula dari rasa empati dan kasih sayang terhadap anak-anak yang tinggal di panti. Ia ingin memberikan kontribusi nyata serta memperoleh pengalaman berharga dalam proses pendampingan anak-anak tersebut.

Keputusan Pak Imam untuk terlibat tidak datang hanya karena kewajiban, tetapi karena dorongan hati. "Saya terdorong oleh rasa empati dan kasih sayang terhadap anak-anak panti, juga keinginan untuk memberi kontribusi positif serta mendapatkan pengalaman berharga," ungkapnya.

Saat pertama kali mengurus anak-anak, Pak Imam merasakan pengalaman yang sangat emosional. "Ada rasa ingin melindungi dan memberi kasih sayang, tapi juga khawatir karena tanggung jawabnya besar. Sedih saat tahu mereka punya masa lalu sulit, tapi juga senang karena bisa jadi bagian dari harapan baru mereka."

Dalam kesehariannya, Pak Imam dan pengurus lain menjalankan peran ganda yaitu sebagai fasilitator, motivator, dan pendidik. "Kami ingin memastikan anak-anak mendapatkan pendampingan yang utuh, supaya mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab," jelasnya. Mereka memastikan bahwa anak-anak mendapatkan pendampingan yang utuh agar dapat tumbuh menjadi individu mandiri dan bertanggung jawab.

Salah satu momen yang paling membekas bagi Imam adalah ketika melihat anak-anak yang awalnya pemalu dan tidak percaya diri, kini bisa tampil dan bahkan meraih prestasi. "Itu momen paling menyentuh. Lihat mereka berani tampil di kegiatan sekolah, agama, atau sosial---itu kebahagiaan tersendiri."

Salah satu momen yang paling membekas bagi Pak Imam adalah ketika melihat anak-anak yang awalnya pemalu dan tidak percaya diri, kini bisa tampil dan bahkan meraih prestasi. "Yang paling menyentuh adalah ketika anak-anak yang dulu ragu dan tidak percaya diri, kini berani tampil dan percaya pada diri mereka sendiri. Apalagi kalau mereka berhasil meraih prestasi, rasanya luar biasa." Ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun