Membicarakan soal permasalahan pendidikan di Indonesia mungkin tidak akan ada habisnya. Baik angka putus sekolah maupun putus kuliah masih cukup tinggi. Berdasarkan data statistik dari Ristekdikti pada 2017 silam, sebanyak 2,8% mahasiswa dari perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, di Indonesia tercatat putus kuliah. Akibat putus kuliahnya antara lain dikeluarkan atau mengundurkan diri, sebagian besar karena terbentur oleh kondisi ekonomi. Berbagai program pendidikan dirancang pemerintah guna memajukan pendidikan di Indonesia.Â
Mulai dari tantangan Presiden Joko Widodo terhadap perbankan BUMN untuk membuat program kredit pendidikan, sampai baru-baru ini Kartu Indonesia Pintar Kuliah yang digadang-gadang dapat membantu rakyat Indonesia menyelesaikan pendidikan tinggi. Tapi, apakah hanya itu solusi yang dapat dilakukan untuk memerangi angka putus kuliah?
Kita harus paham bahwa kemajuan pendidikan di Indonesia bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan tugas kita bersama. Sebagai masyarakat bijak yang memiliki potensi untuk berkontribusi lebih bagi NKRI, banyak upaya yang dapat dilakukan. Investasi Sosial atau impact investing yang tengah menjadi tren investor asing sebenarnya dapat menjadi kunci problematika pendidikan di Indonesia.Â
Sektor pendidikan di Indonesia seharusnya mendapat perhatian lebih bagi impact investor, karena jenis investasi sambil berderma ini dapat memberikan keuntungan finansial sambil memberikan dampak bagi lingkungan sekitar. Investasi Sosial juga bisa dilakukan perusahaan sebagai bentuk strategi CSR mereka.Â
Dengan metode Peer to Peer (P2P) Lending, investor dapat memberikan pinjaman pendidikan bagi mahasiswa kurang mampu yang sebenarnya memiliki potensi kesuksesan di masa depan.
Beruntungnya, kita hidup di zaman modern dimana segala sesuatu memiliki jalan pintas yang berupa internet. Tidak perlu repot-repot pergi ke bank, kini investasi bisa dilakukan dengan mudah. Banyak platform online yang menyediakan jasa investasi sosial. Khusus sektor pendidikan, terdapat platform bernama DANAdidik yang menjadi pelopor pinjaman pendidikan pertama di Indonesia.Â
Investor memiliki kebebasan memilih mahasiswa mana yang ingin didanai lewat kampanye yang mereka buat di website DANAdidik. Pemeriksaan latar belakang dilakukan secara seksama guna meminimalisir risiko gagal bayar oleh mahasiswa sebagai peminjam.Â