"Tenang bukan berarti lemah. Diam bukan berarti kalah."
"Kamu lebih kuat dari yang kamu pikirkan."
 Surat Darurat dari Ama , baca kalau sedang sedih.. dan lain-lain
Saya juga memberikan sebotol kecil aromatherapy peppermint, aroma yang kami biasa pakai di rumah ketika ia gelisah saat belajar, saat demam, atau saat grogi sebelum tampil.
"Kalau kamu mulai nggak nyaman, gelisah, atau kepala pusing... pakai ini. Tarik napas pelan-pelan. Mama juga biasa begitu," saya bilang. Benda kecil itu bukan sekadar wewangian. Ia adalah emotional anchor, sebuah pengingat bahwa meski saya tak ada secara fisik, rasa tenang yang kami bangun bersama tetap bisa ia bawa kemana pun.
 Proses Dalam: Otot Jiwa yang Terbangun
Beberapa hari setelah kepergiannya, saya merasakan ruang kosong. Bukan kesepian, tapi ruang. Dan dari ruang itu, perlahan saya mulai mengenali sesuatu:
Ada bagian dalam diri saya yang lama tidak saya latih. Seperti "otot", tapi bukan tubuh. Kekuatan batin yaitu sabar, boundaries, kepercayaan, ikhlas, yang selama ini tidak terlalu saya beri ruang untuk tumbuh.
Saya belum bisa bercerita banyak soal itu. Tapi satu hal yang saya tahu: detachment yang lahir dari cinta adalah jalan pulang saya ke diri sendiri.
Â
 Percakapan Terakhir: Siapa yang Belajar?