Mohon tunggu...
nadineathira
nadineathira Mohon Tunggu... mahasiwa

olahraga badminton

Selanjutnya

Tutup

Book

Variasi Metode Dalam Dakwah

17 April 2025   19:53 Diperbarui: 17 April 2025   19:53 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia dakwah Islam, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama kepada masyarakat. Menurut Dr. Syamsul Yakin, M.A., secara umum dakwah terbagi menjadi tiga bentuk utama, yaitu dakwah bil lisan, dakwah bil hal, dan dakwah bil qalam. Masing-masing bentuk memiliki karakteristik, metode penyampaian, dan pendekatan yang berbeda, sesuai dengan kondisi sosial dan kebutuhan umat yang menjadi sasaran dakwah (mad'u).

1. Dakwah Bil Lisan (Dakwah dengan Lisan)

Bentuk pertama adalah dakwah bil lisan, yaitu kegiatan menyampaikan dakwah secara verbal atau lisan. Dalam bentuk ini, dakwah disampaikan melalui ucapan secara langsung kepada audiens. Substansi atau isi dakwah biasanya mencakup tiga pokok utama dalam ajaran Islam, yaitu akidah (keyakinan), ibadah (ritual peribadatan), dan akhlak (perilaku mulia).

Orang yang melakukan dakwah bil lisan dikenal dengan sebutan dai atau penceramah. Mereka menyampaikan ajaran Islam dengan berbicara di hadapan publik. Secara tradisional, media yang digunakan dalam dakwah ini adalah mimbar di masjid-masjid, majelis taklim, atau panggung dakwah di berbagai acara keagamaan. Namun seiring perkembangan zaman, media penyampaian dakwah ini mengalami transformasi. Tidak hanya terbatas pada forum-forum fisik, dakwah bil lisan kini juga memanfaatkan media elektronik seperti radio dan televisi, serta media digital berbasis internet, seperti YouTube, Instagram, Twitter, TikTok, dan berbagai platform sosial media lainnya. Media sosial kini menjadi ruang dakwah yang sangat strategis dan luas jangkauannya, terutama di kalangan generasi muda.

Objek dakwah bil lisan atau mad'u biasanya adalah komunitas-komunitas tertentu. Misalnya, komunitas bapak-bapak, ibu-ibu, remaja, pelajar, mahasiswa, karyawan, dan kelompok masyarakat lainnya. Metode yang digunakan bisa bermacam-macam, tergantung pada karakteristik audiensnya. Ada yang lebih cocok dengan metode ceramah satu arah, namun ada pula yang lebih menyukai bentuk diskusi yang interaktif. Contohnya, kalangan ibu-ibu mungkin lebih memilih ceramah di majelis taklim, sementara pelajar dan mahasiswa lebih menyukai forum diskusi yang lebih terbuka dan dialogis.

Pengaruh dakwah bil lisan cukup besar, karena dalam budaya masyarakat kita, kegiatan mendengarkan (listening culture) sudah sangat melekat. Apalagi jika dai atau penceramah yang tampil memiliki kemampuan orasi yang memukau dan retorika yang tajam. Sebut saja tokoh dakwah populer seperti KH. Zainuddin MZ yang dikenal dengan gaya ceramahnya yang khas, lugas, dan penuh humor namun tetap sarat makna.

2. Dakwah Bil Hal (Dakwah dengan Perbuatan Nyata)

Bentuk kedua adalah dakwah bil hal, yaitu dakwah yang ditekankan bukan melalui kata-kata, melainkan melalui tindakan nyata. Dakwah jenis ini sangat menonjolkan aksi langsung yang mencerminkan nilai-nilai Islam, terutama dalam bidang sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan kehidupan sehari-hari lainnya.

Pelaksanaan dakwah bil hal tidak hanya bisa dilakukan oleh individu, tetapi juga sangat mungkin dilakukan secara kolektif atau komunal. Contohnya seperti membangun fasilitas pendidikan seperti sekolah, memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, membangun rumah sakit, memperbaiki jalan, menyediakan lapangan kerja, dan kegiatan sosial lain yang membawa manfaat langsung bagi umat.

Contoh paling sederhana dari dakwah bil hal adalah menyingkirkan duri atau halangan dari jalan. Tindakan kecil namun bermakna ini menunjukkan bahwa Islam sangat menjunjung tinggi nilai kebaikan dan kemaslahatan bagi sesama. Selain itu, ada pula contoh yang lebih kompleks dan mendalam, seperti membantu orang yang sedang kesusahan, membuat orang yang sedih bisa tersenyum kembali, mengenyangkan orang yang lapar, hingga mendidik orang yang belum berilmu menjadi cerdas. Semua ini adalah bentuk dakwah bil hal yang sangat penting.

Pelaku dakwah bil hal idealnya adalah mereka yang memiliki empati tinggi, kepedulian sosial yang kuat, serta kesadaran bahwa dakwah tidak melulu soal berbicara, tapi lebih pada memberi solusi nyata. Oleh karena itu, efek dakwah bil hal seringkali lebih terasa dan membekas dibanding dakwah bil lisan, karena langsung menyentuh kebutuhan dan kondisi realitas mad'u.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun