Mohon tunggu...
Nada Taufik
Nada Taufik Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Seorang writer, producer film, stand up comedian, fotografer, mentor Ketofastosis, business woman yang bergerak dibidang Bags dan Fashion. Pernah bergerak dibidang tarik suara (singer), Host dan MC.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Langsing dengan Ketofastosis Part 2

1 Juni 2023   12:30 Diperbarui: 1 Juni 2023   13:01 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakabar semuanya? Sebelum melanjutkan dengan part 2 ini ada baiknya dibuka dulu atau dibaca dulu artikel sebelum ini yang part 1 ya. Karena ini sambungan dari posting sebelumnya. Bisa dilihat di link ini PART 1

Baiklah akan saya lanjut, sebelum saya mulai tolong disiapkan dulu kacamata baca, minuman dan cemilan ya karena ini akan memakan waktu yang tidak sebentar dan ditambah lagi nanti akan ada banyak pertanyaan yang muncul didalam benak kalian. Ada beberapa tulisan disini yang saya ambil dari website Ketofastosis ya jadi kalau ada yang melihat sama, berarti memang saya ambil dari sumber nya. Bukan sumber mata air ya jangan salah loh.

Untuk info sebelumnya, kalian dapat menghubungi saya di instagram @nadacandys atau twitter @nadataufik Silahkan DM saya kapan saja, kirim pertanyaan seputar apa yang saya posting, asal jangan minta sumbangan atau lain sebagainya karena pasti langsung saya blok.

Saya lanjut lagi ya untuk Ketofastosis ini, sebelumnya seperti posting saya di Part 1 bahwa saya memulai pola hidup ini semenjak Mei 2017 karena penyakit-penyakit yang saya derita termasuk obesitas (120 Kg dengan tinggi 155 cm), penderita ashma, penderita PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) = hormon yang tidak seimbang didalam tubuh, penderita diabetes (GDP = 330), penderita anemia, penderita maag, leher sering kaku, cepat lelah dan juga gampang sekali mengantuk. 

Didalam Ketofastosis ini kita mengenal 3 fase didalamnya, yaitu

  1. Fase Induksi
  2. Fase Konsolidasi
  3. Fase Maintance.

Sebelum memulai untuk menjelaskan apa saja fase-fase diatas, tidak lupa saya akan menyarankan pemula untuk mempersiapkan bahan-bahan awal yang akan digunakan dalam masa adaptasi.

Persiapkan bahan-bahan utama yang dibutuhkan untuk dikonsumsi di jam puasa dan jam makan, yaitu Air putih 3 Liter, Virgin Coconut Oil (VCO), Garam Himalaya dan Teh Hijau (Green Tea). Lalu mempelajari dengan baik tentang apa itu Ketofastosis atau cari postingan saya sebelumnya.

Fase Induksi 

adalah fase dimana tubuh dipicu untuk menggunakan dan menghabiskan semua cadangan glukosa dalam bentuk "glycogen" pada massa otot dan liver ditubuh. Tujuannya agar setelah "glycogen" ini habis, maka tubuh akan menginisiasikan pembentukan "Ketone" di liver sebagai bahan bakar pengganti glukosa di seluruh tubuh, terutama untuk sel-sel otak.


Target utama dari fase Induksi adalah memperoleh keseimbangan "gula darah puasa" dibawah 80 mg/dL, dimana dengan memiliki gula puasa serendah itu dan dengan syarat tidak mengalami gejala "Hypoglycemic" di level tersebut, telah membuktikan bahwa tubuh sudah beralih menggunakan "Lemak" (Free Fatty Acid) dan "Ketone" sebagai sumber bahan bakar dominan ditubuh. Puasa merupakan kunci utama dalam program Fastosis, sehingga penguasaan terhadap jam puasa merupakan "Target Utama" didalam program ini. 

Puasa wajib dilakukan minimal selama 16 jam pada fase induksi, dimana disarankan untuk berhenti makan sebelum jam 8 malam dan bisa makan kembali setelah jam 12 siang di keesokan harinya. Dengan demikian otomatis hanya sarapan yang dihilangkan dari kebiasan makan sehari-hari. Kondisi puasa adalah kondisi dimana hormon insulin menjadi sangat rendah, dan sebaliknya hormon glucagon menjadi dominan ditubuh. Kondisi puasa juga merupakan kondisi dimana pencernaan manusia beristirahat, sehingga usus tidak lagi mengkonsumsi banyak energi untuk digunakan dalam proses mencerna makanan padat.

Untuk mencapai hal ini, maka sudah pasti hanya sumber "Lemak" dalam bentuk cair (liquid) yang dapat dikonsumsi sebagai sumber kalori di jam puasa. Dan selain lemak hanya minuman bebas kalori yang dapat dikonsumsi disaat periode puasa. Protein dan karbohidrat dalam bentuk cair sekalipun tidak diperkenankan untuk dikonsumsi di jam puasa, sehingga kondisi puasa menjadi kondisi yang terjaga dari kenaikan hormon insulin akibat asupan minuman.


Lalu disaat jam makan telah datang, fase induksi hanya mengijinkan sumber "Hewani" (Fauna/Dunia Hewan) yang bisa dikonsumsi sebagai makanan dan menghindari semua sumber "Nabati" (Flora/Dunia Tumbuh-tumbuhan) didalam makanan, kecuali hanya sedikit seperti yang terdapat pada bumbu-bumbu masakan seperti contohnya bawang, merica, cabai dan sebagainya (Kecuali yang tinggi karbohidrat seperti gula, kecap, dll).


Hal ini bertujuan untuk memudahkan menjaga batasan sumber karbohidrat yang bisa masuk ketubuh sehingga akan menunda proses pembersihan "glycogen" didalam tubuh. Batas maksimal karbohidrat yang di ijinkan dalam fase induksi hanya 10g, sehingga dengan hanya memilih sumber makanan dari hewani, akan mudah menjaga batasan karbohidrat yang masuk ketubuh.


Sumber serat untuk memperlancar pencernaan dapat diperoleh dalam bentuk yang bebas karbohidrat, seperti contohnya agar-agar, cincau, rumput laut atau suplemen serat lainnya yang tidak memiliki nilai kalori sama sekali atau sangat rendah.

Fase Konsolidasi


Fase konsolidasi adalah fase dimana tubuh diperkenalkan kembali dengan unsur karbohidrat yang berasal dari "Nabati", dimana sumbernya pun harus memiliki nilai karbohidrat yang cukup rendah, sehingga dapat mempertahankan batasan karbohidrat yang bisa masuk ketubuh dalam fase ini, yaitu dibawah 15g per hari.

Hal ini bertujuan untuk menjaga dan memperkuat kondisi "Ketosis" yang telah diperoleh dari fase induksi sebelumnya, dan sumber karbohidrat dari Nabati yang rendah ini, tidak akan mudah mengisi kembali "Glycogen" di seluruh tubuh, terutama pada liver.

Dalam fase ini, seharusnya gula darah puasa tidak mudah kembali terpicu untuk naik diatas 80 mg/dL, karena penambahan karbohidrat dari makanan tidak seharusnya mengisi kembali "glycogen" ditubuh yang menyebabkan keseimbangan gula darah naik. Namun bila didapati kenaikan gula darah puasa di fase ini, maka di wajibkan mengulang kembali ke fase induksi untuk memperkuat kembali kondisi "ketosis" nya lebih dahulu, sebelum kembali menggunakan fase konsolidasi yang mengijinkan penambahan sumber Nabati sebagai tambahan menu dimakanan.

Untuk memudahkan pemilihan sumber Nabati yang rendah Karbohidrat, maka disarankan untuk mengkonsumsi jenis sayuran yang tinggi serat saja, seperti yang terdapat pada unsur daun-daunan, batang, dan bunga pada tumbuh-tumbuhan. Hindari konsumsi sumber Nabati yang berasal dari akar-akaran, buah-buahan, biji-bijian dan bagian lainnya dari tumbuh-tumbuhan yang memiliki kandungan tinggi karbohidrat.

Dalam fase konsolidasi ini, jam puasa wajib ditambah menjadi minimal 18 jam, karena dikondisi "ketosis" seharusnya sudah lebih mudah bagi tubuh untuk mengakses sumber lemak cadangan (body fat) dan bisa efektif menggunakannya sebagai sumber energi ditubuh, tanpa banyak memerlukan penambahan sumber energi dari asupan makanan. Fase konsolidasi ini bertujuan untuk memantapkan kemampuan tubuh dalam menggunakan energi lemak yang tersimpan di jaringan lemak, sehingga tubuh akan beradaptasi dengan kondisi tanpa makanan lebih lama.

Fase Maintenance


Fase Maintenance adalah fase pemeliharaan kondisi "Ketosis" yang optimal, dimana difase ini batasan karbohidrat yang masuk bisa lebih tinggi dibanding fase-fase sebelumnya. Dalam fase ini seharusnya gula darah puasa telah terpantau stabil dibawah 80 mg/dL, dimana penambahan sumber Nabati yang berasal dari sayur-sayuran tinggi serat, tidak memicu kenaikan gula darah puasa.
Oleh sebab itu fase ini mengijinkan adanya penambahan sumber Nabati dari unsur buah-buahan yang rendah nilai karbohidratnya, seperti contohnya buah-buah masam seperti jenis beri.

Namun konsumsi buah-buahan rendah karbohidrat ini harus tetap dibatasi agar tidak melewati batasan total karbohidrat sehari yang di ijinkan di fase ini, yaitu dibawah 20g perhari.

Pada fase ini, efektifitas penggunaan lemak cadangan didalam tubuh seharusnya sudah sangat optimal, sehingga puasa wajib dinaikkan menjadi minimal 20 jam sehari. Dengan demikian akan sangat mudah di fase ini untuk mempertahankan kondisi "ketosis" yang optimal, dimana jam makan (feeding window) yang tersedia akan cukup pendek untuk membatasi masuknya sumber energi dari makanan, dan mengoptimalkan penggunaan sumber energi dari lemak cadangan ditubuh.

Selama fase maintenance, tubuh akan menjadi sangat efisien dalam menggunakan sumber energi yang tersedia dari lemak cadangan, dan akan membentuk "adaptasi" terhadap kondisi tanpa makanan yang sangat efektif. Kemampuan bertahan hidup tanpa makanan akan menjadi sangat tinggi, sehingga tubuh akan memasuki kondisi selektivitas yang sangat tinggi terhadap sel-sel abnormal yang terlalu boros energi, seperti pada sel kanker, patogen, sel rusak/menua, dan sel-sel over aktif lainnya yang biasanya bersifat "inflamatif" ditubuh. 

Di level ini, kadar inflamasi ditubuh akan menjadi sangat rendah dan menciptakan tingkat kesehatan yang sangat optimal. Karena dengan kemampuan tubuh untuk menciptakan kondisi "efisiensi tinggi" dari rendahnya sumber energi dari makanan, maka hanya sel-sel normal dan sehat lah yang bisa bertahan didalam tubuh dikondisi seperti ini.

Didalam Ketofastosis ini juga dikenal melalui 5 Pilar. Apa itu 5 Pilar? Ini adalah pilar-pilar yang harus dijalankan oleh orang-orang yang melakukan pola hidup sehat Ketofastosis.

  1. Low Carbs (Makanan Rendah Karbohidrat dan tanpa gula)
  2. Intermitten Fasting (Puasa)
  3. Exercise (Olahraga atau gerakan tubuh)
  4. Stress Management (Mengatur Stress Otak dan Tubuh)
  5. Sleep Well (Tidur berkualitas 6-8 jam dalam sehari)

Jika salah satu didalam 5 pilar itu tidak lakukan dengan benar, maka seluruh program pola hidup Ketofastosis didalam tubuh tidak akan berjalan dengan baik. Kita biasa mengenal "CHEATING". Jadi Cheating ini bukan hanya dari makanan tapi juga dari waktu puasa, olahraga, stress dan tidur yang kita lakukan. Banyak yang menyangka bahwa "Cheating" hanya dari makanan yang di konsumsi, misalkan saja makan karbo didalam 1 hari, lalu muncul keanehan dalam tubuh. Jangan dulu menyalahkan pola hidup ini, karena kita harus melihat dari 5 pilar tersebut. 

Apakah kita sudah benar melakukannya atau justru malah cheating di semua pilar? Itu juga harus dilihat sebelum melakukan kesalahan dalam menjalankan. Jangan kaget kalau sudah bagus dalam 3 hari lalu tiba-tiba karena kerja lembur akhirnya tidur tidak dapat berkualitas, badan langsung berat, kepala pusing, dan lain hal sebagainya. Karena yang salah bukan pola nya tapi kita yang tidak bisa menjaga 5 pilar dalam hidup kita sendiri.

Fasting

Apakah kita perlu melakukan Fasting? Tidak! Tergantung dari usia yang kita miliki. Fasting hanya dilakukan apabila usia kita diantara 17-60 tahun, dengan kondisi kesehatan yang stabil, fisik dan mental juga aman, tidak dalam keadaan menstruasi, hamil atau menyusui. Jadi disini anak-anak dan Manula tidak diharuskan untuk menjalankan puasa.

Apabila kita dalam keadaan sakit, menstruasi, hamil dan menyusui, serta manula, kita diizinkan untuk tidak berpuasa, tapi jika memang kuat untuk melakukannya silahkan, karena tidak ada larangan dan paksaan didalam menjalankannya.

Saya akan sedikit menerangkan tentang puasa disini ya. Diambil dari website Ketofastosis.

Puasa dalam program Fastosis, adalah salah satu usaha untuk menciptakan "Defisit Kalori" yang menyebabkan pengosongan "Glycogen" diseluruh tubuh. Saat cadangan glycogen di liver telah habis, maka tubuh akan menginisiasikan proses "Ketogenesis" di liver, untuk memproduksi "Ketone" sebagai pengganti glukosa di seluruh tubuh, terutama bagi sel-sel otak.


Kondisi puasa adalah kondisi dimana level hormon insulin sangat rendah, yang otomatis akan memaksimalkan level hormon glucagon sebagai antagonisnya. Hormon glucagon ini yang akan memicu proses "Lipolysis" (degradasi lemak) yang stabil setiap saat dalam program Fastosis.


Puasa juga akan mempercepat pembersihan terhadap "Glycation" yang pernah terjadi di gaya hidup sebelumnya yang mengkonsumsi tinggi karbohidrat dalam diet sehari-harinya. Pembersihan "Glycation" ini akan mempercepat tercapainya level gula darah optimal yang di targetkan di program Fastosis, yaitu dibawah 80 mg/dL


Puasa merupakan kondisi dimana pencernaan tidak bekerja, sehingga energi yang tersedia ditubuh bisa dialihkan untuk keperluan lain seperti perbaikan sel-sel ditubuh yang rusak, aktivitas sel-sel immune untuk melawan ancaman dan membersihkan racun-racun ditubuh, dan juga memicu regenerasi sel-sel ditubuh yang menghasilkan efek "Reverse Aging".

Sampai disini semoga sudah sedikit paham ya, jadi jangan sampai salah ilmu yang didapatkannya. Selain hal diatas, kita akan diperkenalkan dengan yang namanya HC (Healing Crisis), saya akan mengambil dari sumber website Ketofastosis.

Healing Crisis (HC)

Mengapa bisa terjadi HC jika saya menjalankan program Fastosis ini ?
Healing Crisis (HC) adalah proses dimana tubuh berusaha mengeliminasi dan mengeluarkan segala bentuk kotoran (impurities) yang tersimpan didalam tubuh yang mengganggu keseimbangan (homeostasis) dari fungsionalitas seluruh sel-sel ditubuh.
Hal ini akan terjadi saat sistem immune sebagai fungsi "Rejection" (penolakan), telah "Mengenali" berbagai bentuk abnormalitas ditubuh seperti sel asing (pathogen), sel malignant (kanker), sel terinfeksi, sel rusak/menua/disfungsi, kotoran ditubuh (plak dipembuluh darah, "glycation", zat-zat kimia). 

Jika saya menjalankan program Fastosis ini dimana saya tidak makan Karbohidrat lagi, bukankah ada resiko tinggi saya mengalami Hypoglycemic ?

Tidak, karena program Fastosis bertujuan untuk mengubah metabolisme konvensional manusia modern yang ketergantungan dengan sumber energi karbohidrat untuk memperoleh glukosa, menjadi metabolisme lemak yang dapat menggunakan sumber energi yang berasal dari lemak.


Saat tubuh manusia sudah bisa menggunakan lemak dengan efektif, maka tidak akan ada lagi gejala yang disebut "Hypoglycemic", karena tubuh akan memiliki molekul yang disebut "Ketone", dimana molekul ini akan menggantikan fungsi glukosa ditubuh manusia terutama untuk kebutuhan metabolisme energi di otak.
Ketone ini tidak hanya diperoleh dari lemak yang dikonsumsi dari makanan, namun ketone ini sangat mudah diperoleh dari seluruh cadangan lemak yang dimiliki manusia.


Ini sebabnya metabolisme manusia yang memiliki "Ketone" didarahnya, tidak akan mengalami Hypoglycemic dan tidak akan membuat manusia ketergantungan dengan makanan setiap saat.


Saat manusia hanya bisa menggunakan sumber energi makanan yang hanya berasal dari Karbohidrat, maka sudah pasti akan sangat ketergantungan oleh makanan. Karena karbohidrat atau glukosa, tidak akan bisa disimpan dalam jumlah besar ditubuh. Glukosa yang disimpan dalam bentuk "Glycogen" di massa otot dan liver akan habis dalam 1 x 24 jam, dan akan mudah memicu "Hypoglycemic" saat substrate energi ini habis. 

Jika manusia dikembalikan ke masa dimana makanan itu dicari atau diburu, maka sudah pasti metabolisme glukosa yang mengandalkan karbohidrat ini tidak akan bisa bertahan lama, untuk mendukung proses/usaha/waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh sumber makanan. Gejala Hypoglycemic yang selalu muncul akan sangat merusak dan kontradiktif dengan segala aktivitas yang membutuhkan energi, seperti usaha mencari makanannya.

Manusia akan menjadi mahluk yang sangat lemah dikondisi Hypoglycemic, dan tidak akan mudah selamat dalam kondisi-kondisi kekurangan pangan akibat bencana alam misalnya. Kemampuan "survival" rendah yang dimiliki manusia dengan metabolisme glukosa ini, tidaklah mencerminkan bagaimana manusia dimasa lalu bisa berevolusi melalui berbagai kondisi dibumi.

Metabolisme lemak yang dihasilkan program Fastosis, akan mengembalikan kemampuan "Survival" manusia sebenarnya, dimana manusia ditakdirkan untuk mampu menggunakan Lemak sebagai sumber energi utamanya. Dimana tidak ada gejala-gejala seperti Hypoglycemic yang akan menghambat aktivitas dan usaha manusia untuk "mencari" makanan dan bertahan hidup dikondisi apapun dibumi. Inilah cara hidup manusia sebenarnya yang ditakdirkan sebagai mahluk dengan derajat tinggi yang berada di posisi teratas pada rantai makanan di bumi.

Kira-kira sampai disini saya sudahi dulu ya tulisan ini, karena kalau saya lanjut lagi bisa tidak istirahat matanya dari layar LCD. Untuk part 3 akan tetap saya posting setelah ini, mohon bersabar ditunggu saja. Apabila ada pertanyaan, seperti diatas tadi sudah saya sampaikan bahwa saya bisa di kontak DM kapan saja melalui akun media sosial saya di instagram dan twitter. Terima kasih sudah membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun