Mohon tunggu...
Nabita Kamaliah
Nabita Kamaliah Mohon Tunggu... Penulis dan Penikmat buku

Menulis untuk merapikan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mimpi Masa Kecil: Haruskah Dilepas atau Diperjuangkan?

1 Agustus 2025   20:44 Diperbarui: 1 Agustus 2025   20:44 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat kecil, kita pasti punya banyak sekali impian yang ingin diraih. Betapa semangatnya dulu, bahwa semua impian yakin akan terwujud sesuai harapan. 

Namun, seiring berjalannya waktu saya mengerti bahwa tidak semua yang kita inginkan pasti terjadi. Ada kalanya, mimpi itu hanya menjadi ilusi. 

Bukan karena kurangnya usaha, tapi memang seperti itulah jalannya takdir. 

Kadang hanya bisa mengikhlaskan, tidak untuk memilikinya. 

Saya pun bertanya-tanya, "Kenapa seringkali sesuatu yang paling diinginkan justru malah dijauhkan?" Ya, semakin saya menginginkan semakin saya tak bisa mendapatkan. 

Saya sempat denial, namun di satu sisi hati saya mengatakan bahwa saya kurang dalam usahanya. Bukankah, untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik prosesnya pun tidak mudah?

Ah, saya begitu malu. 

"Kenapa dulu tidak bekerja lebih keras?" Ya, penyesalan demi penyesalan menghantui pikiran saya. 

Saya teringat ucapan Cak Nun, kurang lebih isinya begini: "Allah akan iya, ketika kamu sudah mengatakan tidak padanya"

"Apakah benar saya harus mengubur impian masa kecil itu?" batin saya. 

Jujur, saya masih mau memperjuangkannya. Saya tahu bahwa mengejar impian tak terbatas oleh usia, waktu dan jarak. Saya tahu, setiap impian berhak diperjuangkan.

Tapi, satu sisi saya memang harus mengikhlaskan. Nggak semua di dunia ini berjalan sesuai keinginan. Itu mengapa, saya tak mau berlarut dan memikirkan jawaban "Kenapa?" 

Toh, biar semua berjalan sesuai kemauan Tuhan. 

Saya belum gagal, kan?

Ya, saya harus menjemput mimpi saya yang lain. Saya harus tetap berjalan, meski mimpi saya yang satu gugur sebelum berperang. Mungkin ini tak berjalan sesuai keinginan saya, tapi berjalan sesuai keinginan Tuhan. 

Untuk apapun yang terjadi, semoga kita bisa menerima dengan lapang dada. 

Bahwa ini dunia. Tak ada yang abadi, tak ada yang sempurna. 

Kalau kamu lagi di posisi ini, tak apa. Yang penting tetap berjalan mencari pintu lainnya. Karena satu pintu tertutup, masih banyak pintu lainnya yang terbuka lebar. 

Artinya, ada banyak jalan untuk meraih kesuksesan. 

Semangat semuanya! 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun