Mohon tunggu...
Nabil Azra
Nabil Azra Mohon Tunggu... Desainer - penyuka desain dan menulis

Memaknai desain-Sebuah dunia tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waspadai Perangkap Pencurian Data Pribadi

25 Juli 2022   12:01 Diperbarui: 28 Juli 2022   20:44 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar-manajemen keuangan-money-kompas.com

sumber gambar-gizmologi

Pernah nonton film lawas, "Si Buta dari Gua Hantu"?. Bagaimana jika butanya jenis "buta literasi plus literasi keuangan"?, jangankan mengelak dari serangan, sejak pukulan jurus pertama saja, kita sudah kalah telak!. Data pribadi terbang, berikutnya fulus melayang!.

si-buta-dari-gua-hantu-ed-62de2ae23555e410c60d0094.jpg
si-buta-dari-gua-hantu-ed-62de2ae23555e410c60d0094.jpg
sumber gambar-si buta dari gua hantu-cineverse

Masih ingat dengan kasus mantan presiden Amerika Donald Trump yang memenangkan pemilu melawan Hillary Clinton pada 2016 silam. Bagaimana bisa perolehan suara yang didominasi Hillary  berbalik 180 derajat, berubah menjadi keunggulan Trump?. 

Dalam kasus blunder marketing politik yang sangat terkenal, semuanya disebabkan karena keberadaan Facebook, salah satu media sosial populer yang keuntungannya dimanfaatkan Trump dari Dominion Voting System Inc untuk memobilisasi para pengguna facebook yang nama dan alamat email serta data pribadi lainnya digunakan secara ilegal sebagai bagian dari kampanye pemenangan pilpresnya.

Facebook harus mengeluarkan dana milyaran dollar untuk melakukan perbaikan sistem dan menuai gugatan, karena dianggap lalai, karena kerahasiaan para pengguna facebook ternyata ringkih dan mudah dicuri.

Bagaimana dengan praktek lain yang lebih sederhana, tapi juga melibatkan tindakan pencurian data pribadi dan keuangan?

Kuis yang Menggoda

sumber data-kuis berhadiah-kompas.com
sumber data-kuis berhadiah-kompas.com

Pernahkah anda membuka situs online, karena tawaran mengisi sebuah kuis dengan tawaran hadiah undian yang sangat menarik seperti gadget terbaru?. Biasanya mereka mensyaratkan kita harus mengisi form yang telah tersedia, lengkap dengan nama, alamat, nomor KTP dan tidak ketinggalan akses nomor gadget kita.

Umumnya karena tergiur oleh hadiah langsung atau hadiah undian yang besar, dengan syarat hanya menyerahkan biodata, sebagian besar orang merasa tidak dirugikan karena tidak harus mengeluarkan uang sepeserpun. Namun yang tidak disadari, kita telah menyerahkan data pribadi yang sangat personal kepada orang yang tidak dikenal dengan sukarela.

Nomor-nomor berasal dari hasil kuis atau undian tersebut kemudian digunakan oleh sebagian pihak sebagai nomor yang dapat digunakan secara acak untuk berbagai keperluan. Seperti untuk kampanye dalam kasus Donald Trump, atau digunakan untuk iklan produk barang, atau umum yang kita kenal digunakan para agen penjual chip, domino, ding dong, dan pinjol untuk melakukan aksinya.

Sehingga, jika muncul pertanyaan besar seperti yang diajukan oleh DR. Rita Khatir, penulis opini "Waspadai Bahaya Penipuan Online" (SI; 23/10/21), "bagaimana mungkin pesan-pesan penipu masuk dengan bebas ke handphone kita padahal yang bersangkutan tidak terdaftar dalam buku kontak kita"?.  

Salah satu jawabannya adalah melalui jalur pencurian data pribadi seperti kuis, undian berhadiah dan sebagainya itu.Tidak hanya kuis online yang dapat dijadikan sumber pengumpulan nomor, undian offline yang harus menyertakan fotocopy KTP juga dimanfatkan oleh sebagian penjahat untuk modus kejahatan.

Bahkan saat ini, di pasar gelap dunia maya terdapat transaksi jual beli yang dapat menyedian nomor-nomor publik dalam jumlah yang sangat besar dengan harga yang terjangkau.. Data kemudian digunakan untuk berbagai keperluan.

Mereka juga memiliki alat yang dapat mendeteksi, pengiriman pesan, sehingga jika kita pernah meng-klik pesan notifikasi berhubungan dengan sebuah situs pinjol, maka sejak saat itu kita akan dibanjiri oleh notifikasi yang dengan leluasa masuk ke dalam gadget kita. Siapa tahu kita bisa menajdi korban potensial. Para pelaku kejahatan bahkan dapat dengan mudah mengakses data kita melalui aplikasi media sosial lain jika mereka membutuhkan data tambahan.

Lebih Cerdas Literasi Plus Keuangan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun