Mohon tunggu...
Nabil Azra
Nabil Azra Mohon Tunggu... Desainer - penyuka desain dan menulis

Memaknai desain-Sebuah dunia tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Sehat Pilihan

Monkeypox, Bisnis dan Hoaks

25 Juli 2022   08:26 Diperbarui: 25 Juli 2022   10:57 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar-turis terpapar monkeypox di bandara changi-jawapos

Meskipun jika benar muncul, kasus yang terpapar berkisar angka 10 persen dari total populasi. Dan kasusnya yang terbilang jarang, masih belum ditemukan di Indonesia.

Di negara kita, kasus berkaitan dengan varian penyakit juga tak berkesudahan. Seperti sebuah kebetulan, ketika menjelang Idul Adha, merebak kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), yang dengan cepat menggerogoti bisnis peternakan hingga di buat kalang kabut. Keyakinan berbalut dengan ketidakpercayaan publik-seperti rekayasa kepentingan.

Sikap apriori ini tentu saja berkaitan dengan trauma besar kita atas guncangan Covid-19. The COVID-19 Risks Perception Survey,  penelitian yang dilakukan World Economic Forum (WEF), pada 1-13 April 2020. Survei tersebut menargetkan beragam responden, yakni pemerintah, akademisi, spesialis risiko bisnis, dan masyarakat sipil, melaporkan  sebanyak 68,6% responden menilai resesi global merupakan dampak pandemi yang paling menonjol.  

Sedangkan 56,8% responden, meyakini, gelombang kebangkrutan dan tumbuhnya konsolidasi beragam industri juga akan terjadi.   Selain itu, adanya kegagalan beberapa industri (55,9%) dan tingginya tingkat pengangguran struktural juga membayangi (49,3%) akibat pandemi Covid-19.

Dengan pukulan model tersebut, monkeypox menjadi bayang-bayang ketakutan yang lain. Meskipun ada sebagian orang berkeyakinan, anti virus paska pandemi Covid-19, juga membantu daya imun kita bertahan dari penyakit lainnya. Minimal, setidaknya pola hidup bersih yang standarisasinya naik berkat kasus Covid-19 bisa menjadi bentuk pertahanan baru.

Saat ini disinformasi tentang kebenaran penyakit menjadi stimulan munculnya hoaks. Jadi cara terbaik, selain pencegahan dengan prosedur hidup sehat, memilih dan memilah informasi dengan lebih masuk akal daripada pusing dan bingung dengan ketidakpastian.

Referensi; 1,2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Sehat Selengkapnya
Lihat Indonesia Sehat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun