Mohon tunggu...
Nabila Arifa Azmi
Nabila Arifa Azmi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi saya membaca dan jurnaling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mataf Unisa Yogyakarta 2025

17 September 2025   05:28 Diperbarui: 17 September 2025   05:28 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari ini, Selasa 16 September 2025, Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta kembali mengadakan Masa Ta'aruf bagi seluruh mahasiswa baru. Pada kesempatan kali ini Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta menghadirkan beberapa pemateri yang terbagi menjadi 2 sesi. 

Sesi pertama di moderatori oleh Bapak Gerry Katon Mahendra dengan pemateri pertama Prof. Mufdhillah SPd. S. SIT. MSC dengan judul Negara Pancasila Sebagai Darul Andi WA Syahadah. Sebagai salah satu tokoh dalam Muhammadiyyah dan Aisyiyah beliau memaparkan bahwa Muhammadiyyah memiliki cita-cita yaitu Mewujudkan Indonesia negara baldatun Thoyyibatun Wa rabbun Ghafur, dengan makna mewujudkan Indonesia suatu negeri yang baik dan berada dalam ampunan Allah SWT. Definisi darul ahdi wa syahadah yakni darul berarti rumah dan ah di berarti kesepakatan. Maknanya Indonesia adalah rumah kita semua dan telah menjadi kesepakatan kita bersama untuk menjadikan negara kita suatu negara yang baik dan berada dalam ampunan Allah. Prinsip-prinsip dari ahdi wa syahda sendiri adalah menghormati kesepakatan nasional, menjadi warga yang bertanggung jawab, kesaksian iman dan amal dan tentunya membangun peradaban umat. 

Masih dalam sesi pertama, materi yang kedua disampaikan oleh perwakilan dari kepolisian ibu Kompol Leo Nisya Sagita, S.I.K yang mengambil judul Peran Strategis Mahasiswa Dalam Upaya Bela Negara di Era post-Truth. tujuannya ialah menjawab tantangan diinformasi dan memperkuat ketahanan bangsa melalui generasi penerus yang cerdas dan berintegritas. Post-Truth sendiri beliau menerangkan ialah kondisi dimana kebenaran tertutupi oleh opini-opino publik. Menurut data dari penelitian Lemhanas RI 2024 39 Mahasiswa telah terpapar Radikal. Untuk itu mahasiswa haruslah lebih selektif dan harus terus belajar mengenai literasi digital yang baik, belajar pendidikan kewarganegaraan dan turut aktif dalam kegiatan sosial budaya. Beliau juga menambahkan " Bela negara adalah kewajiban tiap warga negara terutama mahasiswa sebagai generasi penerus dan agen perubahan yang punya tujuan besar. 

Selanjutnya,di sesi yang kedua dengan m moderator ibu Dr. Sulistyaningsih S. km. MH. Keb., dengan pemateri bapak Amika Wardana S. Sos MA. Ph.D tentang sistem pendidikan Indonesia. Kampus Unggul menurut beliau adalah kampus yang dapat memberikan layanan standar Nasional bahkan lebih. Beliau menjelaskan bahwasanya sebagai mahasiswa kita harus memiliki rencana studi dan harus mempersiapkan ldiri untuk rencana bekerja kedepannya. Kampus adalah tempat belajar tahap akhir dan mencari pengalaman sebelum bekerja. Maka gunakan waktu sebaik baiknya. Untuk mencapai masa depan yang gemilang memang tak ada perjuangan yang akan terus terasa mudah. Tapi, tetap lah berusaha. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun