Universitas Aisyiyah Yogyakarta
Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah
Cita-cita Muhammadiyah
Mewujudkan Indonesia "Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafuur" yaitu negeri baik & dalam ampunan Allah.
Definisi
Darul ahdi syahadah: Prinsip muhammadiyah , Indonesia negara hasil kesepakatan (ahdi) elemen bangsa, tempat persaksian (syahadah).
Latar Belakang
Indonesia terdiri atas dasar kesepakatan consensun nasional. Menegaskan Indonesia bukan darulharb/darul kufr tapi rumah bersama untuk hidup.
Tujuan Utama
Meneguhkan komitmen kebangsaan, membuktikan peran umat islam, menguatkan nilai keislaman & kebangsaan, mencegah perpecahan bangsa.
Prinsip Darul Ahdi Wa Syahadah
Menghormati kesepakatan nasional, warga negara bertanggung jawab, kesaksian iman & amal shalih, membangun peradaban.
Harapan & Implementasi
Memberi teladan baik berbangsa, Indonesia tetap tegak sebagai negara yang dalam, adil dan makmur. Masyarakat yang menebar rahmat.
Pahlawan Nasional dari Warga Muhammadiyah
Memberikan kontribusi besar bagi bangsa diantaranya ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Gerakan islam berkemajuan berperan penting dalam sejarah.
Negara pancasila sesuai islam mengandung nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan.
Peran Strategis Muhammadiyah
Muhammadiyah kekuatan nasional tahun 1912. KH Ahmad Dahlan & Nyai Walidah mengambil peran aktif kebangkitan nasional dan perjuangan kemerdekaan.
Kedudukan Negara Pancasila
Muhammadiyah memandang NKRI sebagai negara pancasila berlandaskan falsafah luhur dan sejalan ajaran islam. Esensi pancasila selaras dengan islam. Negara pancasila yang berjiwa, berpikir, dan bercita-cita luhur.
Negara pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah
Beriman dan bertakwa, beribadah dan memakmurkannya, menjalankan fungsi kekhalifahan dan tidak membuat kerusakan, relasi hubungan dengan Allah, mengembangkan pergaulan antar bangsa.
Contoh Penerapan: Muhammadiyah membangun sekolah dan universitas, aktif dalam diplomasi kemanusiaan palestina dan rohingnya, konsisten mendukung NKRI.
Peran Strategis Mahasiswa dalam Upaya Bela Negara di Era Post- Truth
Informasi Hoaks dan disinformasi menyebar cepat di era digital. 39% mahasiswa terpapar menurut penelitian Lemhannas RI 2024.
Tantangan utama : menyaring informasi dan menjaga integritas bangsa ditengah arus informasi tidak jelas kebenarannya.
Agen of change: Penggerak perubahan positif.
Iron stock: Cadangan kekuatan bangsa.
Kekuatan moral: Penjaga nilai-nilai luhur pancasila.
Kontrol sosial: Pengawas jalannya pemerintah.
Strategi dalam bela negara di era post truth
Literasi digital: Verifikasi sumber informasi, platform fast checking, edukasi media sosial bertanggung jawab.
Pendidikan kewarganegaraan: Diskusi nilai pancasila, workshop bela negara, seminar kebangsaan.
Kegiatan sosial budaya: Festival budaya, bakti sosial, pelestarian tradisi.
Mahasiswa Kunci Ketahanan Bangsa di Era Post Truth
Bela negara: kewajiban warga negara terutama mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa.
Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi berawal dari tradisi kuno. Universitas abad pertengahan Bologna, Paris, Oxford. Befungsi menjaga kebenaran, mendidik profesional.
Perguruan Tinggi Modern
Renaisans dan pencerahan: humanisme, rasionalitas dan sains. Model humboldt abad ke 19. Perguruan tinggi menjadi instrumen negara bangsa. Pendidikan hak warga negara, pendidikan sebagai investasi.
Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah
Muhammadiyah mendirikan perguruan tinggi pertama kali tahun 1955. 163 perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Karakteristik: Mengintegrasikan islam berkemajuan, menjunjung kemandirian.
Orientasi masa depan: Unggul dalam mutu akademik.
Menjadi mahasiswa: Menguasai ilmu & keterampilan, mengembangkan diri, berpikir kritis dan kreatif, mempersiapkan karier masa depan, kontribusi kepada masyarakat.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
D3: Melaksanakan pekerjaan teknis rutin, pengetahuan faktual dan teknis terbatas, menyelesaikan tugas sesuai instruksi, ahli madya.
D4: Mampu mengelola pekerjaan kompleks, pengetahuan praktis serta teoritis, mampu bekerja kelompok/mandiri, sarjana terapan.
Sarjana: Menguasai konsep teoritis, Penggunaan teori mendalam, berpikir kritis, sarjana.
Profesi: Praktik profesional, pengetahuan profesional, memberikan layanan profesional, Ners.
Akademik: Kuliah, praktikum, praktek lapangan, tugas individu/kelompok, pengembangan diri.
Non akademik: Rumah/kost, keluarga-kerabat-teman, healing
Mengembangkan diri
Ragam organisasi, peran kegiatan, penalaran serta penelitian, peluang lain, beasiswa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI