Mungkin aku belum belajar untuk menyeimbangkan diri. Membagi waktu antara urusan duniawi dan akhirat. Sibukku saat ini merasa tak ada guna dan tiada berkah karena jarang melibatkan Allah dalam segala urusan.
Astaga, betapa jauh aku dari-Nya. Tetapi Dia masih menyayangiku dengan membiarkanku hidup sampai detik ini. Dia masih mengasihiku rezeki yang begitu berlimpah mulai dari kesehatan, keluarga dan kecukupanku yang lain.
 Satu hal yang paling ku takutkan adalah tentang waktu. Aku tidak tau kapan matiku. Aku takut mati dalam keadaan khusnul khotimah karena aku merasa belum pernah mempersiapkan itu semua. Sebetulnya percuma saja jika aku mengkhawatirkan kematian tapi tidak pernah mempersiapkan bekalnya.
Bekal yang kupersiapkan rasanya benar-benar sangat kurang. Masih banyak dosa yang tercipta mulai dari kata-kata hingga perbuatan. Semua dilakukan hanya untuk mendapatkan nafsu semata. Nafsu dari amarah dan nafsu jahat lainnya.
Semoga Allah masih memberiku waktu untuk muhasabah diri. Aku tidak mengerti bagaimana cara Allah menghitung dosa setiap hamba-Nya. Aku hanya merasa ketika seluruh pribadi umat melakukan perbuatan buruk dengan sengaja ataupun tidak, itu termasuk dalam kategori dosa. Mungkin ini masih asumsi yang tidak usah kupertanyakan.
Seharusnya aku harus fokus terus bertumbuh menjadi pribadi yang taat. Karena yang aku pahami adalah Allah Maha Pemurah, Maha Pemaaf, Maha Penyayang, dan Maha Segalanya.. terima kasih ya Allah.