Mohon tunggu...
nabila aulia
nabila aulia Mohon Tunggu... -

ig : bilauliah Jakarta-Lampung, IDN

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bisikan Hati Perempuan yang Diceritakan, "Perempuan Penggenggam Rindu"

22 Februari 2018   13:17 Diperbarui: 22 Februari 2018   13:24 1837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tia Setiawati, Perempuan kelahiran 27 september 1985 di Jakarta adalah perempuan yang puitis. Ia mengambil kuliah S1 dan S2 di Institut Teknologi Bandung, mengambil jurusan Teknik Sipil. Wanita puitis ini sudah mencintai dunia tulis-menulis sejak di bangku Sekolah Menengah Pertama, namun baru berani menerbitkan buku sendiri pada tahun 2012. 

Ia mencintai tulisan tulisan yang indah, khususnya puisi. Di dalam semua novelnya terdapat puisi puisi yang indah, salah satu contoh nya di novel ini. Tak hanya menulis di dalam buku, Ibu yang sudah memiliki pasangan hidupnya ini menulis tulisan tulisan indahnya di media sosial seperti di Tumblr. Di sana lah ia menuangkan ide ide nya yang salah satunya adalah puisi. Puisi-puisi yang di buat oleh Tia Setiawati ini berkisah romantis pada umumnya. Tulisan-tulisan indah itu ditulis berdasaran kejadian kejadian yang menimpa dirinya. Wanita cerdas itu adalah salah satu wanita yang kerap diam bila terjadi suatu masalah, jadi Ia memilih untuk menulis dibandingkan menceritakan kepada orang orang.

Novel ini adalah novel yang berbeda dari novel novel yang lain, tampilan novel ini seperti buku harian seorang wanita yang dibumbui oleh sajak sajak indah. Dari kebanyakan novel yang ada, biasanya novel menceritakan dengan utuh apa yang terjadi pada saat itu. Tetapi novel ini berbeda. Novel ini unik. Karya tulis yang indah ini sangat cocok dibaca oleh para perempuan. Puisi puisi yang Ia tulisan sangat menyentuh hati para perempuan saat membacanya. Tak hanya puisi semata mata, tulisan tulisan indah itu memberi beberapa tips untuk para perempuan dan motivasi. Tak hanya perempuan, di novel itu juga menyajikan tips dan motivasi untuk para lelaki juga. 

Tema yang di angkat oleh Tia Setiawati di novel ini adalah perjuangan seorang wanita dengan semua kisah cintanya, mulai dari senang, sedih, bahkan hingga hubungan yang lebih serius lagi. Seperti yang kita lihat di halaman satu terdapat sepenggal kalimat pembuka yang sangat menyentuh "Perempuan. [Terlalu mencintai yang bahkan sudah pergi. Namun, buta melihat kasih yang begitu besar, yang membuat seseorang selalu tertinggal]."  Dari kata kata tersebut kita bisa menebak bahwa cinta dari perempuan tersebut sangatlah besar.

Tidak ada alur yang disajikan di novel ini, tetapi halaman per halaman nya masih terlihat nyambung atau bisa di sebut juga saling berhubungan, seperti di halaman sebelas dan tigabelas. Di halaman sebelas menyajikan tentang "meninggalkan yang seharusnya ditinggalkan" dan di halaman tigabelas menyajikan tentang "Kau akan dicintai", dari kedua halaman tersebut bisa kita ketahui bahwa setelah kita meninggalkan sesuatu yang harus di tinggalkan kita akan dicintai (lega). 

Tidak ada latar tempat yang disajikan di novel ini. seperti yang telah saya telaah dari buku ini, bahwa buku ini tidak memiliki latar tempat. Menurut saya penyebabnya adalah karena buku ini bukanlah seperti buku novel yang seperti biasanya. Buku novel pada umumnya menceritakan tempat kejadian nya, sedangkan di buku ini tidak ada, bisa kita lihat di halaman 144 "Tolong... jangan lagi ada disana. Aku ingin lekas melaju dari hatimu. Bukan terdiam selamanya disana" dari cuplikan kata kata tersebut bisa kita ketahui sang penulis hanya menuliskan kata "disana" tidak spesifik.

Tidak ada latar waktu di buku ini. bisa kita lihat sebagai contoh "sekian lama aku berdiam, mencintaimu di hatiku yang terdalam. Kupikir, semua itu cukup. Cukup, cukup merasa senang, melihatmu tersenyum, lalu tertawa riang. Aku tau kau bahagia, kurasa kau tak butuh aku ada." (halaman 175). Dari kalimat tersebut sang penulis hanya menuliskan kata "sekian lama" tetapi tidak benar benar spesifik kapan kejadian itu terjadi, dan di halaman lainnya pun sama seperti itu. Jadi saya menyimpulkan bahwa tidak ada latar waktu di novel ini.

Latar suasana yang di sajikan di novel ini sangat beragam. Ada senang, sedih, pengharapan bahkan cemas. Bisa kita lihat di halaman 4 "perempuan hidup dengan cita cita, bahwa nanti akan ada putra-putri penerus mereka, yang akan dengan cerianya memanggil dengan sebutan "ibu", "mama", pun "bunda". Maka mereka berjuang untuk menjadi perempuan kuat dan hebat, sekuat dunia yang menaungi mimpi mereka"  dari kutipan kalimat tersebut bisa kita ketahui bahwa suasana yang ada pada saat itu adalah penuh pengharapan.

"ada perempuan yang sedang merindu. Rindu yang terlalu. Namun, ada hal yang membuatnya bertahan. Dari mengumbar rindu, yang belum tentu terbalaskan" (halaman 9). Dari kutipan tersebut kita bisa mengetahui bahwa sang penulis sedang bersedih karena sedang meratapi rindunya yang tak terbalaskan.

Tokoh tokoh yang ada hanyalah tokoh 'aku'. Tokoh 'aku' di dalam novel ini berperan sebagai perempuan yang memiliki perasaan yang sangat hebat. Ia berperan mewakili perasaan perempuan kebanyakan. Seperti yang kita ketahui, perempuan adalah makhluk Tuhan yang berhati sensitif, mudah terbawa emosi dan ia makhluk yang rentan akan menangis. 

Di dalam karya tulis ini ia mendeskripsikan perempuan sebagai makhluk yang sempurna, walaupun ia merasa tersakiti, merasa sedih, merasa kecewa, mereka tetap tersenyum dan mengumbar kegembiraannya akan cinta dan kasih sayang kepada kaum pria. Sosok 'aku' di dalam novel ini adalah sosok yang memotivasi para kaum wanita diluar sana. 

"Perempuan yang hidup penuh dengan luka, tahu betul bagaimana rasanya berjuang untuk merasa bahagia. Tenanglah, kalian akan baik baik saja" (halaman 3). Dari kutipan tersebut bisa kita simpulkan bahwa sosok 'aku' dalam karya tulis indah tersebut memiliki sifat yang sabar dan penuh dengan motivasi yang membuat wanita yang membaca menjadi optimis kembali.

"Percayalah... jodoh bukan perihal itu semua. Jodoh bukan perihal sebaik apa Ia dalam kacamatamu, kacamata manusia. Jodoh bukan perihal seunggul apa Ia dibandingkan calon yang lain. Pun, bukan perihal menjadi pemenang dari siapa pun yang kau "adu"" (halaman 8). dari sepenggal kalimat yang ada di halaman tersebut kita bisa mengetahui sosok 'aku' di novel ini sangatlah optimis dan dewasa. Pada halaman tersebut, disebutkan mengenai jodoh, dan itu berarti sosok 'aku' sudah memiliki usia yang matang karena Ia memiliki pikiran tentang jodoh. 

"Dan memantaskan diri adalah bukan merendahkan diri sendiri. Memantaskan diri adalah mengajak meperbaiki diri sendiri. Memantaskan diri sendiri adalah mengajak serta Ia menuju perbaikan bersama. Bukan melemah, bukan merendah, bukan jadi mundur satu langkah. Bukan." (halaman 22). Sosok 'aku' juga sudah mempersiapkan dirinya untuk jodohnya supaya Ia mendapatkan jodoh yang Ia mau.

Seperti yang kita ketahui sosok perempuan adalah makhluk Tuhan yang ingin dipahami, karena hanya sedikit kaum leki laki yang mengerti kaum perempuan, terutama soal hati. "maka bagiku, mencintai pasangan itu sederhana. Bila kau ingin dimengerti, mengertilah. Mari saling memahami. Karena bersamamu, aku tidak ingin menang sendiri" (halaman 33). Dari kalimat tersebut, sosok 'aku' adalah sosok yang ingin dipahami dan Ia belajar memahami sosok laki laki.

Tak hanya itu saja. Novel ini memiliki latar belakang agama yang sangat kuat. "jangan berhenti percaya pada ketetapan-Nya. Karena saat ini pun aku sedang mencoba." (halaman 232). Bisa kita lihat di halaman tersebut, Sang pengarang terlihat menyelipkan pelajaran pelajaran tentang Tuhan.

Kelemahan dari novel ini adalah tidak ada nya cerita yang spesifik di dalam nya. Sehingga pembaca hanya membaca cerita yang umum dan untuk membacanya harus terpenggal penggal karena cerita yang di sajikan bervariasi tetapi tidak lengkap. Apabila novel ini ditambahkan lagi dengan cerita sang penulis dengan spesifik akan menjadi lebih baik.

Keunggulan novel ini sangat banyak, seperti adanya motivasi motivasi yang diberikan sang penulis untuk memotivasi si pembaca. Selain motivasi motivasi, tak luput  si penulis tersebut memberikan sensasi tersendiri kepada si pembaca dengan cara menyajikan puisi puisi indah di setiap awal sub bab, sehingga si pembaca memiliki ketertarikan untuk membaca sangatlah tinggi.

Dari novel ini banyak sekali pelajaran yang bisa kita dapatkan. Salah satunya yaitu menjadi wanita haruslah kuat. Kita boleh menangis tetapi kamu harus kuat menghadapi semua nya. Percaya kepada Nya dan tetap semangat membuat kita menjadi lebih baik daripada menangisi dan mengigat ngingat kejadian yang tak harus diingat lagi. 

Menjadi wanita haruslah berfikiran yang luas, jangan terlalu bergantung kepada pasangan, karena pada hakikatnya kita semua akan ditinggalkan bahkan meninggalkan. Saat ini yang harus kita lakukan adalah terus memperbaiki diri, bedoa kepada Nya, dan suatu saat nanti kita akan dipertemukan dengan seseorang yang tepat. Apabila saat ini kamu sedang terpuruk, percayalah bahwa akan ada pelangi setelahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun