Mohon tunggu...
Nabila Lutfi Mufidah
Nabila Lutfi Mufidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Fancy things just born in randomly way

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Radio sebagai Media Pemersatu Bangsa dan Tantangannya di Masa Kini

14 Juni 2022   22:22 Diperbarui: 14 Juni 2022   23:02 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam menggali sebuah informasi, peran media massa menjadi sebuah komponen yang penting. Salah satunya adalah radio, yang merupakan media auditif (hanya bisa didengar). Radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media informasi, 

sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara dan berupaya memvisualisasikan suara peyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya.  Dalam perkembangannya, radio memegang peran esensial dalam setiap pemberitaan berbagai macam peristiwa penting dari dulu hingga sekarang.

Sejarah perkembangan kemunculan radio di Indonesia ditandai dengan berdirinya Radio Republik Indonesia atau RRI pada 11 September 1945 dan telah menjadi saksi penyebaran berita proklamasi kepada rakyat Indonesia ke seluruh penjuru negeri. Radio Republik Indonesia sendiri beroprasi di bawah naungan 

Departemen Penerangan mulai April 1946 dan telah berdiri serentak dibeberapa kota besar di Indonesia, salah satunya di Kota Madiun. RRI Madiun merupakan salah satu stasiun radio yang dikelola pemerintah dan berpusat di Jakarta. RRI Madiun berlokasi di Kecamatan Kartoharjo, tepatnya di Jalan Mayor Jendral Di Panjaitan Kota Madiun, Jawa Timur.

Pada 19 September 1948, sejalan dengan peristiwa pemberontakan Madiun, RRI menyiarkan mengenai pidato Soekarno yang berbunyi: "Ikut Muso dengan PKI-nya yang akan membawa bangkrutnya cita-cita Indonesia merdeka, atau ikut Soekarno-Hatta, yang Insya Allah dengan bantuan Tuhan  akan memimpin Negara Republik Indonesia kita ke Indonesia yang merdeka, tidak dijajah dengan negeri apapun juga. Madiun harus lekas ditangan kita kembali! "

Tidak butuh waktu lama terbitlah sebuah dasar yang menentukan hasil pemungutan penyerahan suara penuh kepada presiden. Dari dua belas pembicara hanya satu suara yang menentang, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar rakyat Madiun masih solid dibelakang dwitunggal Soekarno-Hatta.Langkah selanjutnya, 

setelah pencetusan hasil pemungutan suara, pemerintah mulai mengemabil tindakan untuk memberantas semua pemberontakan dan mengembalikan keamanan di wilayah Madiun. 

Berdasarkan gambaran peristiwa tersebut, tercermin peranan radio sangatlah penting sebagai alat untuk mewujudkan persatuan bangsa, dimana RRI berjasa dalam penyebaran berita Proklamasi Kemerdekaan dan berhasil menyatukan suara rakyat Madiun lewat pidato Soekarno. 

Keterlibatan kedua belas pembicara-pembicara itulah yang menjadi sebuah peristiwa simbolik daripada arti sebuah persatuan dan kesatuan, dimana mereka bersedia mewakili seluruh rakyat Madiun demi nasib masa depan bangsa dan menegakkan arti kebebasan dan kemerdekaan yang sesungguhnya.

Menapak tilas dari dua peristiwa di atas, sayangnya pada zaman ini situasi yang terlihat sungguh berbanding terbalik. Memaskui abad milenial, media-media populer kian gencar menggeser alih radio sebagai penyalur informasi, hal tersebut selaras dengan perkembangan revolusi industri 4.0 yang mengacu pada fenomena kemudahan akses informasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun