Mohon tunggu...
Maulana Rayhan
Maulana Rayhan Mohon Tunggu... Lainnya - calon penulis

MAHASISWA UMY ILMU KOMUNIKASI 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fanatisme Remaja Indonesia dengan Masuknya Budaya Korea

6 Januari 2022   22:38 Diperbarui: 7 Januari 2022   00:03 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

K-pop adalah kepanjangan dari Korean pop, yaitu jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Dan berkembangnya budaya pop Korea di Indonesia dibuktikan dengan munculnya “Asian Fans Club” (AFC) yaitu blog Indonesia yang berisi tentang berita dunia hiburan Korea.

Jika dilihat dari statistik jumlah pengunjung, sejak 3 Juni 2011, Asian Fans Club telah dikunjungi sebanyak 42.811.744 pengunjung. Setahun kemudian yaitu di bulan Juni 2010 jumlah post mengalami meningkat pesat menjadi_629 dalam satu bulan dan terus meningkat sampai 1.542 post dalam bulan Mei 2011 bahkan terus meningkat sampai tahun ini. (Okirianti, 2011).

Berkaitan dengan Asian Fans Club, budaya pop Korea yang diterima kelompok penggemar di Indonesia masih terbatas pada dimensi konkret, yaitu penerimaan terhadap musik, film, drama, dan artis-artis Korea.

Bahkan tidak sedikit dari para remaja sangat fanatik terhadap idolanya, dan kebiasaan dari mereka untuk memanggil idol nya adalah oppa, yang memiliki arti kaka laki-laki. Atau biasanya juga mereka memanggil ahjussi yang berarti paman.

Akan tetapi dengan dampak dari budaya populer yang terjadi sesuai dengan budaya populer yang membuat beberapa kalangan malas untuk berpikir kritis sebagai dampak dari budaya hiburan yang ditawarkan.

Dan budaya menonton drama korea ini menjadi salah satu ancaman penguatan identitas nasional masyarakat urban masyarakat seperti etnis, agama, suku, budaya, dan nilai-nilai atau falsafah hidup bangsa. Jadi, harus ada upaya filterisasi guna menyaring berbagai budaya asing yang dianggap membawa nilai-nilai yang bertentangan dengan budaya Indonesia. Seperti adanya arahan dan tuntunan kepada remaja, mana budaya yang pantas untuk diadopsi dan mana budaya yang sebaiknya dihindari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun