Mohon tunggu...
Mulyadi Handoko
Mulyadi Handoko Mohon Tunggu... Freelancer - Rasa yang terkuak

Setiap detik menit jam hari bulan tahun semua berproses

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fanatisme: Ketika Pengagum Berubah Menjadi Pengikut Buta

21 Maret 2024   17:16 Diperbarui: 21 Maret 2024   19:42 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fanatisme tidak selalu berarti membenci seseorang atau sesuatu secara ekstrim. Terkadang, fanatisme juga dapat berarti mengidolakan seseorang atau sesuatu secara berlebihan, yang pada akhirnya bisa menjadi tidak sehat. Meskipun mengagumi atau mendukung seseorang adalah hal yang wajar, namun ketika perasaan tersebut berkembang menjadi fanatisme, dapat menghasilkan efek yang merugikan, baik bagi individu tersebut maupun orang lain di sekitarnya.

Fanatisme: Ketika Pengagum Berubah Menjadi Pengikut Buta

Fanatisme seringkali terjadi ketika seseorang kehilangan kemampuan untuk berpikir kritis dan objektif tentang orang atau gagasan yang mereka idolakan. Mereka tidak lagi melihat kelemahan atau kesalahan yang mungkin dimiliki oleh orang tersebut, dan bahkan bisa menjadi buta terhadap tindakan atau keputusan yang merugikan. Mereka rela melakukan apapun untuk mendukung atau mempertahankan pandangan mereka, bahkan jika itu berarti mengorbankan nilai-nilai atau prinsip-prinsip mereka sendiri.

Dampak Negatif Fanatisme

Fanatisme yang berlebihan dapat memiliki dampak yang merugikan, baik secara individu maupun secara sosial. Secara individual, fanatisme dapat mengaburkan penilaian dan menyebabkan kehilangan rasa realitas. Orang yang terlalu fanatik dapat mengalami stres, kecemasan, atau bahkan depresi jika keyakinan atau harapan mereka hancur. Secara sosial, fanatisme dapat menyebabkan konflik antarindividu atau kelompok, karena fanatik cenderung menolak segala pandangan atau keyakinan yang berbeda dari yang mereka yakini.

Mencegah Fanatisme yang Tidak Sehat

Pencegahan fanatisme yang tidak sehat melibatkan pengembangan kemampuan untuk berpikir kritis dan analitis. Penting bagi individu untuk tetap terbuka terhadap pandangan dan perspektif yang berbeda, serta mempertahankan keseimbangan antara menghargai seseorang dan tidak menganggapnya sebagai sumber kebenaran absolut. Mendidik diri sendiri tentang keberagaman dan kompleksitas dunia juga dapat membantu mencegah fanatisme yang tidak sehat.

Kesimpulan

Fanatisme tidak selalu termanifestasi dalam bentuk kebencian yang ekstrim. Mengidolakan seseorang atau sesuatu secara berlebihan juga merupakan bentuk fanatisme yang tidak sehat dan dapat memiliki dampak yang merugikan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap waspada terhadap ciri-ciri fanatisme dan berusaha untuk mempertahankan sikap yang sehat, terbuka, dan kritis terhadap dunia di sekitar kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun