Mohon tunggu...
Mutiara Tyas Kingkin
Mutiara Tyas Kingkin Mohon Tunggu... Freelancer - Educators

These are my collection of words to share with you. Hopefully, it will bring a good vibe to the readers.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Meminum Air Darah Ibu

22 Desember 2022   17:00 Diperbarui: 22 Desember 2022   17:03 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Berapa gadis, manis?" Kali ini si ibu bergaun merah yang bertanya.

"Maaf. Ini tidak dijual. Saya akan membawanya ke Indonesia."

Kulihat seluruh wajah menatapku kecewa. Mungkin juga marah. Anehnya, tidak ada penyesalanku di sana.

***

Jam hapeku sudah menunjukkan pukul 21.00 Waktu Indonesia Bagian Barat. Sebentar lagi, pesawat ini akan mendarat di Bandar Udara Internasional Adisucipto. Aku pulang ke Yogyakarta.

Tapi, aku tidak segera pulang-ke tempat di mana seharusnya. Ku rebahkan badanku sejenak di hotel bandara. Pikiranku melayang. Akankah ia menyukai lukisanku? Akankah ia bangga terhadapku? Bagaimana wujudnya sekarang? Secantik dulu kah? Sehat ataukah sakit?

Aku memandangi lukisanku yang tersegel. Ukurannya sangat besar.

***

Perempuan itu duduk di bawah pohon cemara bertumbuh jarang di halaman. Bersenandung sembari menjahit. Rambutnya kini beruban panjang. Aku mengenali suara itu. Ya, aku mengenalinya setiap malam duduk di meja jahit, bersautan dengan dengkingan nyamuk.

Aku menghampirinya perlahan-waktu berjalan melambat agaknya. Ia menyadari hadirku. Menatapku sedikit terhentak. Kemudian berdiri. Syukurlah-raganya masih sehat dan utuh.

"Cah ayu..." aku memeluknya. Berbalas lebih erat dari biasanya. "Kok nggak ngabarin bulik atau paklik pulang ke Indonesia?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun