Mohon tunggu...
Mutiara Tyas Kingkin
Mutiara Tyas Kingkin Mohon Tunggu... Freelancer - Educators

These are my collection of words to share with you. Hopefully, it will bring a good vibe to the readers.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Meminum Air Darah Ibu

22 Desember 2022   17:00 Diperbarui: 22 Desember 2022   17:03 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berbeda. Tidak seperti biasanya. Aku tidak menuruti perkatannya.

***

Bagaskara tengah terik, dan aku sudah selesai berkemas. Ada dua koper besar yang akan ikut terbang bersamaku ke Boston. Aku mendapatkan beasiswa untuk studiku. Namun, ada pergumulan yang tetap saja mendera akan keberangkatanku.

Pintu kamarku terketuk. Aku mempersilahkan masuk. Ia duduk di tempat tidurku, menaruh sebongkah kotak. Dan hanya mengatakan, "pakai ini jika kau merasa kedinginan." Lalu, keluar dengan raut wajah-yang aku sendiri tidak sanggup menebaknya.

***

Ini sudah tahun ke empat. Merupakan semester akhir dari masa perkuliahanku. Biasanya di akhir semester, kami mengadakan pameran untuk ujian akhir. Pameran ini juga menentukan nilai kelulusan. Persiapanku sudah 95%, semoga. Semoga. Amin. Pameran projek akhir nanti, mengusung tema mengenai 'yearning.' Di mana Desember sering digunakan para pelajar untuk kembali ke rumah mereka masing-masing.

Aku tengah menyelesaikan lukisanku di halaman gedung universitas. Hawanya sangat syahdu. Aku di temani kekasihku, Ergha. Dia sedang asik tenggelam membaca sastra Belanda.

"Huufffttt..." aku menarik napas panjang-lega. Setelah berhasil menggoreskan warna yang paling crusial dalam lukisan ini.

"Have you done it, babe?"

Aku tersenyum-mengangguk. Dia memandangi lukisanku. Terlihat alisnya menaut. Bingung.

"A lot of red. Like blood?" ekspresinya masih kebingungan. "What does it mean?" aku hanya tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun