Hari jumat bukan hari yang biasa. Aku menunggunya dengan hati yang campur aduk---antara gugup, berharap, dan mencoba realistis. UPI. Tempat yang aku impikan setelah poltekkes. Tempat yang sudah aku doakan di sepertiga malam, yang aku sebut namanya di setiap akhir salat. Tapi hari itu, takdir berkata lain.
Ketika hasilnya muncul, aku sempat diam cukup lama. Menatap layar. Nafasku berat. Lalu tanpa bisa dicegah, air mata menetes. Bukan karena aku lemah, tapi karena aku manusia. Aku sudah berharap, aku sudah berjuang, dan wajar jika rasanya sesak.
Tapi aku tahu, ini bukan akhir dari jalanku.
Aku menghapus air mata, tersenyum kecil, dan berkata pelan pada diriku sendiri, "Mungkin bukan di sini rezekiku. Tapi bukan berarti aku berhenti."
Hari itu aku belajar, bahwa gagal bukan berarti kalah. Kadang, Tuhan hanya sedang menuntunku ke arah yang belum aku lihat. Dan aku siap---melangkah dengan versi terbaik dari diriku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI