Mohon tunggu...
Mutiara Fhatrina
Mutiara Fhatrina Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, Berkarya, Bermanfaat

my personal blog www.mutiarafhatrina.com bookstagram @bibliomutiara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penyejuk Hati Amak

2 Desember 2021   23:01 Diperbarui: 2 Desember 2021   23:28 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ismail berjalan melewati pematang sawah kampungnya, sambil menggenggam buku tulis di tangan kanannya. Sore hari ini Ismail telah tampak rapi, songkok telah terpakai di kepalanya, baju koko dan sarung pun tampak senada. Ismail melangkah sambil mengelus baju kokonya. Pilihan Amak, ujarnya dalam hati. 

Meskipun telah masuk di bangku SMP, Ismail tetap saja menyukai sesuatu yang dipilihkan Amak untuknya.  Semenjak Bapak meninggal setahun lalu, Ismail sangat dekat dengan Amak, dia berjanji untuk dapat menyenangkan hati Amak selalu. Dia pun telah berjanji pada diri sendiri untuk membantu Amak mengurus adik-adiknya yang berjumlah 4 orang.

Ismail masih saja berjalan menuju surau yang letaknya dekat persawahan kampungnya. Dari kejauhan nampak beberapa kawan sebayanya telah berkumpul berebut masuk kedalam surau yang berbentuk rumah panggung tersebut. Semua kawan-kawan telah duduk manis dihadapan Ustad Hidayat, hari jumat memanglah hari mereka mendengarkan tausiyah singkat sebelum memulai hapalan Al-Quran. Ustad Hidayat masuk, dan anak-anak pun diam.

"Assalamualaikum semua.." Ustad Hidayat memberikan salam.

"Waalaikumsalam Ustad." Jawab anak-anak kompak.

"Hari ini ustad akan menyampaikan nasehat singkat tentang kewajiban untuk berbakti dengan amak dan apak sebagai orang kita. Berbakti kepada amak dan apak hukumnya wajib. Allah Subhanahu Wa Taala berfiman dalam Al-Qurna Surat An-Nisa ayat 36 yang artinya sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada ibu dan bapak..." Ustad Hidayat membuka tausiyahnya. Semua anak-anak tampak diam dan mendengarkan tausiyah tersebut.

Ustad Hidayat pun melanjutkan,"Allah pun berfirman dalam surat Al-Luqman ayat 14 yang artinya Dan kami perintahkan manusia untuk berbuat baik kepada Bapak dan Ibunya... Ibu adalah orang yang sangat mulia dan sangat besar jasanya kepada kita semua. 

Allah pun telah menjelaskan mengapa kita harus berbakti kepada orang tua, terutama kepada Ibu, karena ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah. Maksudnya adalah keadaan ibu yang lemah ketika mengandung, melahirkan, bahkan harus menyusui kita selama 2 tahun. Ustad berpesan agar kalian selalu hormat, dan berbakti kepada Amak dan Apak kalian masing-masing."

Seluruh santri yang ada di Mushola itu pun mengangguk, termasuk Ismail, betapa Ia menyayangi Amaknya. 

"Apa anak-anak semua ado yang nak ditanyakan?" Tanya Ustad Hidayat.

Ismail pun mengangkat tangannya, "Saya, Ustad!" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun