Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yang Tak Terduga

18 Mei 2021   17:21 Diperbarui: 18 Mei 2021   17:26 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari Istock Pixabay

"Dek, sini belajar membuat laporan keuangan Toko. Biar nanti kalau aku tak ada, kau bisa ambil alih," ucap Samtos Sebulan lalu saat mengajari Ani, seolah telah punya firasat akan pergi. 

"Ini catatan belanja dan nomer telpon customer, lengkap ada di sini. Simpan baik-baik." Suara Samtos seakan begitu dekat di telinga Ani. Membuat perempuan itu terus menitikan air mata. 

Ingatan itu berkelebat seperti album yang terbuka. Baru kini Ani sadari, ia telah diberitahukan akan tanda-tanda itu. Namun saat kejadian tak pernah sedikit pun terpikir olehnya bahwa itulah firasat akan kepergian sang Suami. Ia sama sekali tak pernah membayangkan akan secepat ini menjalani kehidupan sendiri tanpa belahan hati. 

Langit siang diliputi awan hitam, seperti gambaran duka hati Ani. Dalam diam, ia terisak mencoba menahan air mata yang jatuh perlahan menuruni pipi tirusnya. Tak ada rencana untuk esok. Hanya ingin cepat sampai ke kampung halaman dan segera membaringkan sang Suami di peristirahatan terakhirnya. Hingga suatu saat ia pun akan menyusul. Cepat atau lambat. Hal tak terduga itu akan tiba. 

Tamat

Mutia AH

RuJi, Mei 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun