Mohon tunggu...
Mutia Senja
Mutia Senja Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar

Salah satu hobinya: menulis sesuka hati.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

[Resensi] Membaca Jejak Fiersa

20 Maret 2019   20:55 Diperbarui: 21 Maret 2019   01:56 1489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: halisa297.wordpress.com

"Bung, napasnya diatur! Kakinya enggak usah teralu banyak gerak. Jangan kayak orang panik begitu," Baduy berkomentar melihat gaya menyelamku (penulis) yang sermpangan.

"Maksudnya?" tanyaku (penulis) masih sambil berenang.

Baduy lalu naik ke atas kapal. Ia buka snorkel dan google yang melekat di kepalanya. "Yang penting tetap tenang. Kalau kamu banyak gerak, nanti malah cape. Kamu tau, pembunuh nomor satu di alam?"

"Rasa panik," jawab Prem yang menyusul Baduy naik ke atas kapal.

Aku mencoba lagi dan lagi, tapi tetap salah di mata Baduy. Ah, aku memang harus mulai belajar menyelam, apalag di negeri bahari ini (halaman 146).

Istilah yang kerap sekali diungkap perihal 'zona nyaman' yang dimaksud ialah, usaha untuk keluar dari rasa malas dan larut dalam kesedihan. Beruntung, Fiersa merupakan seorang yang pantang menyerah dan selalu ingin mencoba hal baru. Itulah sisi lebih dari penulis yang menuliskan pengalamannya selama berpetualang.

Jika dirangkum dalam sebuah daftar, penulis menampung banyak angka lebih yang jelas tidak diragukan lagi. Terbukti, kisah petualangannya mendapatkan apresiasi oleh banyak orang di penjuru negeri. Pemikiran serta ide yang kreatif mendorong dirinya untuk terus berkarya.

Namun tak lepas dari kekurangan, Fiersa juga memiliki kelemahan yang menurut peresensi secara subjektif harus dibenahi. Mengingat Si Penulis merupakan teladan bagi banyak orang. Sebab, dari Arah Langkah, peresensi menemukan kejanggalan, serupa pertemuan dengan Ikar. Laki-laki yang 'berbeda' dari semua temannya, hingga membuat Fiersa bertanya-tanya.

Meskipun di lingkungan yang notabennya betato, minum-minuman keras, merokok, dan berjudi, justru Ikar memilih jalan untuk tidak melakukan hal-hal 'dilarang' tersebut karena suatu alasan. 

"Saya membuat janji. Kalau Tuhan menolong saya, saya tidak akan lagi menyentuh alcohol dan rokok. Saya mau memperbaiki pola hidup. Ternyata, Tuhan member saya kesempatan kedua. Tuhan menolong saya sampai saya bisa hidup kembali, bisa ada hari ini bersama Bang Bung."

"Kamu luar biasa, Kar. Semoga aku bisa mengikuti jejakmu berhenti merokok dan minum-minum."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun