Sebelum buru-buru resign atau mengutuk nasib, mungkin ada baiknya kita duduk sejenak. Memandang sekeliling. Dan mengakui bahwa meski tak ideal, keberadaan pekerjaan itu sendiri—adalah anugerah.
Karena di luar sana, ada banyak meja yang kosong. Bukan hanya di resto ramen, tapi juga di hidup orang-orang yang sedang kehilangan pegangan.
Jadi, ketika nanti kita merasa jenuh dengan pekerjaan, mungkin bukan gaji atau promosi yang perlu diingat. Tapi semangkuk ramen yang tak lagi ramai. Sebuah pengingat diam-diam, bahwa bisa bekerja adalah sebuah kemewahan yang sering kita lupakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI