Mohon tunggu...
Kimmy ahmad
Kimmy ahmad Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis jalanan, hanya ingin berbagi tulisan yang disenangi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Takwa: Takut

29 Januari 2022   17:24 Diperbarui: 29 Januari 2022   17:25 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Teriakan harimau mengguncang alam rimba..
Raja hutan mengaum menandakan kemarahan yang berwibawa..
Nyali kecut jiwa mengerucut dalam gelombang takut..
Halnya manusia semua akan terkejut penuh larut..
Bumi yang terpijak bergoncang dahsyat membuat ciut..
Ini bicara cinta, cinta yang terdhalimi..
Bisa musnah seketika dengan sifat iri dan dengki..
Cahaya yang bersinar membumbung pijar padam menghitam..
Matahari tenggelam dalam gerhana panjang bak hukuman..
Malam semakit pekat saat purnama menghilang dipertengahan bulan..
Surau di pojok desa, seperti onggok ditinggal para perindu kasih sayang..
Bersama kehidupan yang sudah gersang..
Jika manusia tidak menyebut rabnya dalam hati berdzikir..
Jika suara suara kerinduan dalam balutan kalam suci sudah terpinggir..
Mereka lebih peduli dentuman musik DJ menghentakkan jiwa - jiwa melayang ..
Apakah makna kehilangan ghiroh setelah mereka menuruti nafsunya..
Berpikirlah yang keras..
Merenunglah yang cerdas..
Bertindaklah seperti batu cadas ..

Semua yang di berikan, telah di abaikan..
Pintu rahmat  penghimpun segala maksiat..
Tidak kau anggap, bahkan kau laknat..

 Ini bukan bicara cinta lagi, karena ia telah tersakiti dan terkoyak ..
Oleh pemburu nafsu dan durhaka tamak..
Pemilik langit jadi murka karena sudah kelewat..
Kasih sayang yang disediakan menjadi terbuang siasat..

Ini bukan bicara rindu lagi, karena rindu itu telah hanyut..
Larut bersama hilangnya kesucian hati  berparut..
Mengiris tangan - tangan penolong menjadi terpasung..

Ini soal janji yang dilanggar...
Janji manusia yang banyak longgar..
Ini soal hidup penuh bakti dan damai..
Namun di sana sini banyak dosa bersemi...
Ini soal tabiat cinta, yang telah lenyap karena mata tersilap..
Ini soal marwah hati,
Yang berkelana menjauh terkhianati..
Ini soal manusia dan sang pencipta..
Hidup terlena lupa pada sang Tuhan..
Mengikuti bujuk rayu setan..

Maka rasakan sang raja Auman..
Cukup mengambil udara dan nafas..
Mereka bergelimpangan..
Mati terkapar dalam bejana kehancuran...

# Takwa : Takut

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun