Mohon tunggu...
Komunitas Muslimah Rindu Surga
Komunitas Muslimah Rindu Surga Mohon Tunggu... Lainnya - Berkarya Melalui Tulisan Untuk Ridha Allah Swt

Muslimah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lonjakan Kasus Infeksi, Negara Absen Kebijakan Antisipasi

29 Juni 2020   17:44 Diperbarui: 29 Juni 2020   17:49 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Gambaran inilah yang kita dapatkan bahwa penularan masih saja terus terjadi. Oleh karena itu, pesan pemerintah soal COVID, tolong ikuti dengan baik,"  kata Yuri dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung dari channel YouTube BNPB Indonesia, Sabtu (23/5).

“Hari ini (Kamus, 21/05/2020) meningkat 973 orang. Peningkatan ini luar biasa dan peningkatan inilah yang tertinggi,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam keterangan pers disiarkan langsung dari Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta.

Rekor pertambahan kasus harian hingga 900.an lebih ini seharusnya menyadarkan pemerintah bahwa perlu perombakan kebijakan agar memprioritaskan penanganan kesehatan apapun risikonya.  Bila tidak, maka upaya apapun yang ditempuh baik untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi maupun menormalkan kondisi sosial hanya akan memperparah kondisi krisis.

Baru baru ini pemerintah menggaungkan tentang kebijakan "New Normal" yang akan segera dilakukan secara bertahap pada masing2 wilayah. Yang artinya segala aktivitas akan segera dimulai kembali. Seperti pembukaan kembali Mall, perkantoran, sekolah - sekolah dan tempat tempat yang sebelumnya di tutup akan segera dibuka kembali.

Padahal jika kita melihat grafik, lonjakan warga yang terkena covid-19 ini masih mengalami kenaikan. Dengan memulai kembali aktitas ("New Normal") peluang untuk penyebaran covid-19 semakin terbuka luas dan dikhawatirkan akan terjadi lonjakan kasus positif terdampak covid-19 semakin tinggi lagi.

Islam mewajibkan Negara menjadi penanggung jawab dan menjamin kebijakan yang lahir didasarkan pada wahyu, dijalankan dengan mekanisme yang selaras ilmu dan sains serta ditujukan semat-mata memberikan kemaslahatan bagi semua rakyat.

Jika saja pemerintah sedari awal berani mengambil langkah lockdown (karantina wilayah terdampak) seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Sallahu a'laihi wassalam dan para Khalifah (pemimpin) diwaktu dulu sebagai bentuk antisipasi terjadinya lonjakan kasus yang semakin meningkat, mungkin peningkatan kasus ini bisa diredam.

Sebagaimana terdapat dalam Hadist, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda:

 “Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu”. (HR al-Bukhari)

Aturan Islam tidak hanya menjamin kemaslahatan dan kesejahteraan umat, namun menjaga kehormatan setiap muslim. Dalam hal wabah, pemerintahan Islam tidak akan sekadar bersandar pada perhitungan angka atau grafik jumlah korban wabah. Islam sangat memuliakan nyawa manusia.

Dari al-Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam  bersabda, “Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai & Tirmidzi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun