Mohon tunggu...
Komunitas Muslimah Rindu Surga
Komunitas Muslimah Rindu Surga Mohon Tunggu... Lainnya - Berkarya Melalui Tulisan Untuk Ridha Allah Swt

Muslimah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lonjakan Kasus Infeksi, Negara Absen Kebijakan Antisipasi

29 Juni 2020   17:44 Diperbarui: 29 Juni 2020   17:49 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra memperkirakan lonjakan pasien positif Covid-19 pasca hari raya Idul Fitri lebaran 1441 H. Diperkirakan satu harinya akan ada 1.000 kasus baru pasien positif.

Hermawan penambahan kasus secara meledak lantaran masyarakat yang sudah mulai turun ke luar rumah menjelang hari raya Idul Fitri meskipun pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah diterapkan.

Ikatan  Dokter Indonesia (IDI) pun mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 usai Hari Raya Idul Fitri. Hal itu bisa terjadi sebab, masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan selama merayakan Lebaran.

"Kita masih lihat masyarakat yang ritualnya lebih didahulukan daripada apa yang sudah dihimbau pemerintah. Kondisi seperti ini bakal mempersulit dan memperlama kita dalam mengatasi virus ini," kata Wakil Ketua Umum PB IDI dr. Adib Khumaidi kepada Republika.co.id, Senin (25/5).

Adib menjelaskan, perayaan lebaran tanpa mengikuti protokol kesehatan akan memunculkan klaster baru kasus Covid-19 dan tentu peningkatan kasus baru. Ia juga mengingatkan potensi lonjakan kasus di Jakarta karena arus balik pemudik dari daerah. Padahal dalam beberapa waktu terakhir sudah terjadi penurunan angka penularan di ibu kota.

Berdasarkan pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, "Banyak orang tidak mengerti mengapa harus berada di rumah, mengapa harus membatasi aktivitas dan tidak boleh keluar. Setiap orang bicara soal social distancing, tapi mereka tidak mengerti apa artinya. 'Apa itu Covid? Saya tak melihat Covid apa pun,'" terang Riono.

Menurut Riono, hanya beberapa keluarga yang memiliki kerabat atau sanak keluarga yang tewas akibat virus corona dan mampu memahaminya.

Sebenarnya sudah banyak pihak (baik itu pihak IDI, epidemiolog dan pihak lainnya) yang  memprediksi akan terjadinya lonjakan kasus infeksi (Covid-19) menjelang dan pasca lebaran. Namun pemerintah tak cukup merespon dengan kebijakan antisipasi.

Alih-alih melakukan antisipasi lonjakan penyebaran covid-19, pemerintah malah melonggarkannya dengan memberikan  kebijakan bolehnya "Pulang Kampung".

(Jakarta, IDN Times )  Penambahan pasien COVID-19 di Indonesia kembali menyentuh angka 900. Total hingga Sabtu (23/5), COVID-19 di Tanah Air mencapai 21.745 kasus.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona atau COVID-19 Achmad Yurianto, mengatakan, terhitung sejak 22 Mei 2020 pukul 12.00 WIB hingga 23 Mei 2020 pukul 12.00 WIB, kasus positif mengalami kenaikan sebanyak 949 orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun