Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Guru - M Musa Hasyim

Guru PPKn yang suka baca novel kritik sosial dan buku pengembangan diri. Sering menyukai sesuatu secara random.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ternyata Hanya Yahudi Tertentu Saja yang Mendapatkan Hak Istimewa Kewarganegaraan Israel

17 Mei 2020   10:53 Diperbarui: 18 Mei 2020   00:23 2477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Jerusalem, sumber: pixabay.com/neufal54

Sewaktu berdirinya negara Israel, Yahudi Mizrahi juga berbondong-bondong untuk mendapatkan hak istimewa kewarganegaraan Israel. Seperti yang dilakukan ratusan ribu Yahudi Mizrahi Irak.

Sayangnya, mereka justru mendapat diskirminasi dan penolakan dari Yahudi Azhkenazi. Dalam buku Orit Bashkin dijelaskan, mereka harus tinggal di tempat kumuh, mendapat perlakuan kasar dan sulit mendapat pekerjaan. 

Mereka juga harus meninggalkan percakapan bahasa Arab atau Persianya lalu menggantinya dengan bahasa Ibrani . Mereka juga harus melepaskan semua budaya Arab yang melekat kepada mereka.

Kebanyakan mereka berasal dari Irak dan Maroko. Tak hanya Yahudi Mizrahi saja, Yahudi berkulit hitam lebih-lebih didiskriminasi.

Maka tak heran banyak Yahudi di Iran lebih memilih pindah ke Amerika Serikat ketimbang ke Israel. Menurutnya dengan ke Amerika Serikat mereka akan bebas masuk ke Israel sementara jika masih bertahan di Iran, mereka akan kesulitan masuk ke Israel untuk beribadah.

Di Israel, warna kulit juga sangat menentukan. Diskriminasi pun didapatkan oleh mereka yang blesteran, Yahudi Azhkenazi dengan Yahudi Mizrahi. 

Intinya hanya Yahudi Azhkenazi yang paling diprioritaskan. Sisanya adalah kelas dua dan tiga. Mereka yang kelas dua dan tiga dianggap Yahudi Colored.

Kalau sudah begini ceritanya, maka tak salah jika banyak akademisi dan pemerhati Timur Tengah menyebut bahwa konflik di Israel ini adalah konflik politik kepentingan bukan agama.

Agama hanya dijadikan kedok agar mereka bisa mendapatkan wilayah kekuasaan baru. Padahal meskipun mereka tidak mendirikan negara Israel, mereka pasti masih bisa beribadah dengan bebas di Jerusalem karena lagi-lagi di sana masih tersisa tiga agama, ketiganya juga menganggap Jerusalem sebagai kota suci.

Herannya, di Indonesia masih kaku dalam melihat konflik di Israel-Palestina. Banyak yang mengait-kaitkan konflik Israel dengan agama. 

Kebanyakan dari kita juga sering mengutuk Yahudi, padahal tidak semua Yahudi juga setuju dengan pendudukan Israel di tanah Palestina. Mungkin karena populasi Yahudi di Indonesia masih bisa dihitung dengan jari.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun