Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terimakasih untuk Rumah Nyaman-Mu (3)

14 Agustus 2022   19:25 Diperbarui: 14 Agustus 2022   19:39 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anak sekolah telah hilir dari jalan. Ponakan elis, juga berangkat ke sekolah. Dengan seragam olahraga yang luar biasa elok rupanya. Sudahlah! Keturunan gadis Bugis memang cantik-cantik. Berpikir sematang mungkin kalau mau cari pasangan hidup dari keturunan suku ini. Selain tangung jawab kehidupan yang besar, uang panainya juga besar. Hehe. 

Saatnya kami harus segera pergi. Pada Kecamatan Pomaala titiknya. Berjarak 40 Km dari rumah elis. Lumayan menguras tenaga, hampir satu jam untuk tiba ke sana. 

Kami bergegas mengemasi barang-barang. Setalah sarapan dan bincang-bincang sejenak, tak lupa kami mencium dan salaman kepada ibunya elis , berkat menyediakan kami tempat istirahat yang nyaman. Untuk bapak dari elis kami tidak sempat lihat. 

"Kalau bapakku, shubuh-shubuh dia sudah keluar rumah, kalian tidak akan lihat". Begitulah penuturan elis. 

Perjalanan akan selalu terkesan. Lawatan, perkelanaan, hingga pada iring-iringan mengunjungi suatu tempat merupakan cerita yang selalu menarik hati. Engkau tidak tahu persis kepada siapa bertemu hari ini, esok dan seterusnya. 

Kita suka bepergian. Berangkat dari satu titik ke tempat yang lain. Meskipun juga pada akhirnya kita pergi untuk kembali lagi. 

Aroma cengkeh menyengat. Sebuah dusun dan kelurahan dengan rumah yang tidak berdempetan. Sekeliling jalan ada banyak tanaman cengkeh warga yang tumbuh di belakang rumah. Dari jarak apapun bisa menjadi alat untuk merelaksasi mata atau pemuasan jiwa bagi perokok. 

Motor melaju dengan maps sebagai penuntutnya. Kali ini saya yang mengemudikan motor, tiba giliran juga. Sebenarnya tidak terlalu susah akses menuju ke sana. Tinggal susuri area pinggiran laut, sesuai pula dengan penuturan keluarga elis tadi. 

Pada akhirnya kami tiba sesuai titik di Dasi-Dasi kec. Pomaala. Semerbak laut tercium dengan kuat, kawasan Wajo barangkali. Sebagai permulaan pertama mencari kantor kelurahan ini. 

Ketua himpunan ku ini pasti sibuk-sibuknya bertanya, mencari, dan lain sebagainya. karena ini tempat tugasnya. Bahkan kepala lurahnya dikirimi pesan via WhatsApp setelah mendapat kontaknya dari staf di kelurahan. 

Jum'at siang. Ternyata situasi yang kami alami serba sulit. Kadang-kadang juga pelik. Untuk mendapatkan legalitas saja rumit. Seperti tanda tangan dan cap stempel lurah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun