Mohon tunggu...
Farhan EfferDalimunthe
Farhan EfferDalimunthe Mohon Tunggu... Lainnya - Jurnalist Enthusiasts

Sahabat Pena Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perilaku Kolektif Demonstrasi Penolakan RUU Cipta Kerja

26 Oktober 2020   16:15 Diperbarui: 26 Oktober 2020   16:27 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Dalam situasi dimana sekolompok orang tidak bisa bertindak normal dengan tatanan sosial yang ada untuk melakukan penyimpangan hanya memerlukan kepemimpinan yang ditunjukkan dengan siapa yang memulai lebih dahulu. 

Keikutsertaan seseorang dalam kerumunan atau acting crowd bukan tanpa peritmbangan, melainkan melalui pertimbangan rasional. Setelah sesorang dihadapkan pada situasi yang membingungkan, melihat perilaku beberapa orang dalam melakukan tindakan menyelamatkan diri atau melindungi diri mereka memiliki waktu untuk berpikir sejenak turut terlibat atau tidak[7].

Singkat pembahasan ini maka dapatditemukan bahwa ; petama, adanya situasi yang membingungkan atau confusing situation menjadi pemicu awal emosi demonstran yang terancam dalam RUU Cipta Kerja tersebut. Kedua, pemutar balikan informasi juga mempengaruhi emosional demonstran. Ketiga, akan terlihat munculnya norma baru dalam bentuk lonjakan massa yang berkumpul. Keempat,  kerumunan massa tersebut menciptakan perilaku kolektif dalam menolak RUU Cipta Kerja yang telah disahkan..

Melalui pemahaman diatas dijelaskan tidak semua orang yang terlibat dalam perilaku konfilk memiliki alasan yang sama, maka akan ada beberapa kategori keikutsertaan mereka didalam demonstrasi, seperti halnya alasan keterlibatan ego, timbulnya keprihatinan, ketidak amanan (insecure) anggota kelompok jika tidak ikut terlibat didalamnya,  rasa penasaran ingin melihat langsung atau sekedar mengekpolarasi rasa keingin tahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun