Latar BelakangÂ
Pendidikan merupakan kunci utama dalam pembentukan karakter peserta didik, pendidikan dapat dilakukan diranah formal maupun informal. Pendidikan informal bisa kita dapat di lingkungan keluarga maupun masyarakat, sedangkan pendidikan formal bisa di dapat di lingkungan sekolah.
Di Sekolah siswa tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan lewat mata pelajaran yang di pelajari nya, tetapi juga siswa dapat mengembangkan minat dan bakatnya melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah aktivitas tambahan di luar jam pelajaran yang bertujuan untuk membentuk kepribadian, keterampilan sosial, serta meningkatkan semangat siswa dalam belajar dan bersekolah.
Keikutsertaan siswa dalam ekstrakurikuler dapat memberikan banyak manfaat, seperti meningkatkan rasa tanggung jawab, disiplin, kerja sama, mengembangkan bakat dan minat, serta menumbuhkan rasa memiliki terhadap sekolah. Siswa yang aktif dalam ekstrakurikuler cenderung memiliki motivasi yang lebih tinggi dan merasa lebih terlibat dalam lingkungan sekolah.
Salah satu masalah yang sering terjadi di sekolah adalah rendahnya tingkat kehadiran siswa. Ketidakhadiran yang terlalu sering dapat memengaruhi hasil belajar dan kedisiplinan siswa secara umum. Oleh karena itu, penting untuk mencari tahu apa saja faktor yang mungkin berhubungan dengan kehadiran siswa di sekolah.
Salah satu faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat kehadiran adalah keikutsertaan dalam ekstrakurikuler. Siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler mungkin akan lebih termotivasi untuk datang ke sekolah secara rutin. Sebaliknya, siswa yang tidak terlibat dalam kegiatan sekolah di luar jam pelajaran mungkin kurang memiliki keterikatan dengan sekolah.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan (korelasi) antara keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan tingkat kehadiran siswa kelas VIII di sekolah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada sekolah untuk lebih mendorong siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler guna meningkatkan kehadiran mereka di sekolah.
Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara keikutsertaan dalam ekstrakurikuler dan tingkat kehadiran siswa kelas VIII?
Tujuan PenelitianÂ
Untuk mengetahui hubungan antara keikutsertaan dalam ekstrakurikuler dan tingkat kehadiran siswa kelas VIII
Kajian Teori
EkstrakurikulerÂ
Sekolah adalah tempat untuk memperoleh pengetahuan, mengembangkan bakat dan minat, serta mengeksplorasi potensi diri. Dalam mengasah bakat dan minat, sekolah mendukung hal ini dengan menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler sebagai pembelajaran di luar jam pelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah bagian dari pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran dengan tujuan mengembangkan potensi, bakat, dan minat siswa. Selain itu, menurut (Opan: 2022), kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk karakter siswa, terutama dalam menanamkan disiplin dan tanggung jawab. Pendapat ini diungkapkan dalam penelitian oleh Tiara et al.; 2023, yang menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler dapat menjadi cara yang efektif untuk membentuk karakter siswa, karena melalui kegiatan ini mereka dapat belajar, berinteraksi, dan menerapkan nilai-nilai yang diharapkan.
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2006), kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk memberikan siswa kesempatan untuk memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan sosial, dan mengembangkan karakter melalui kegiatan pendidikan di luar kurikulum inti. Kegiatan ini mencakup berbagai bidang, seperti olahraga, seni, sains, agama, dan kepemimpinan, yang dapat dibagi menjadi dua jenis: kegiatan ekstrakurikuler wajib dan kegiatan ekstrakurikuler pilihan.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dilakukan oleh siswa di luar kelas dan di luar jam sekolah (kurikulum) dengan tujuan membantu mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki siswa, baik dalam penerapan pengetahuan yang telah mereka pelajari maupun secara khusus untuk membantu siswa mengembangkan potensi dan bakat mereka melalui kegiatan wajib dan pilihan.
Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler
Di antara berbagai fungsi yang dimiliki oleh kegiatan ekstrakurikuler adalah:
- Pengembangan program ekstrakurikuler yang tersedia di masa depan akan memainkan peran dalam mendukung kemajuan individu para pelajar, dengan menekankan minat, pengembangan potensi, serta kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan keterampilan kepemimpinan.
- Sosial, artinya, program ekstrakurikuler yang ada akan berguna untuk memperkuat keterampilan sosial dan kesadaran sosial para peserta didik. Dalam pengembangan kompetensi sosial ini, para siswa diberikan kesempatan untuk memperluas pengalaman sosial mereka, mempraktikkan keterampilan sosial, dan memahami nilai-nilai moral serta sosial.
- Rekreatif, program ini juga digunakan untuk kegiatan ekstrakurikuler guna menciptakan suasana yang santai, menyenangkan, dan memuaskan bagi para peserta didik dalam proses perkembangan pribadi mereka. Selain itu, suasana yang diciptakan dalam kegiatan ekstrakurikuler harus lebih menantang dan menarik bagi para peserta didik.
- Persiapan karier, program ekstrakurikuler ini juga bertujuan untuk mendukung pengembangan kesiapan karier siswa, misalnya melalui peningkatan kapasitas.
Manfaat Ekstrakurikuler
- Pengembangan nilai karakter siswa.
- Peningkatan perilaku sosial, emosional, dan prestasi akademik
- Sebagai ungkapan partisipasi orang tua di sekolah.
- Meningkatkan kualitas sekolah melalui manajemen kegiatan ekstrakurikuler
- Sebagai ciri khas sekolah
- Sebagai tempat pengembangan bakat dan minat siswa
- Sebagai layanan khusus di bidang pendidikan di sekolah-sekolah.
Tingkat kehadiran siswa
 Tingkat kehadiran siswa di kelas merupakan indikator penting untuk menilai motivasi dan disiplin siswa. Siswa yang rutin hadir menunjukkan keterlibatan aktif dalam proses belajar serta kedekatan dengan lingkungan sekolah. Kehadiran siswa di sekolah (yang disebut absensi) mencakup kehadiran fisik dan mental, di samping partisipasi siswa dalam kegiatan selama jam belajar berlangsung. Sementara itu, ketidakhadiran mengacu pada kurangnya kontribusi fisik siswa dalam aktivitas di sekolah, saat jam sekolah yang efektif.
Setiap siswa yang hadir di sekolah perlu dicatat oleh guru dalam buku absensi. Di sisi lain, siswa yang tidak hadir dicatat dalam buku ketidakhadiran. Singkatnya, kehadiran adalah catatan siswa yang datang, sedangkan ketidakhadiran merupakan daftar siswa yang tidak datang. Buku absensi berfungsi untuk memantau seberapa sering siswa hadir di sekolah sekaligus untuk mengevaluasi kesiapan mereka dalam mengikuti pembelajaran. Tugas guru atau staf yang bertanggung jawab adalah untuk melakukan pengecekan serta menandai kehadiran siswa setiap hari.
Ketidakhadiran siswa di kelas
Tingkat kehadiran murid di kelas merupakan parameter yang signifikan dalam mengevaluasi motivasi dan disiplin mereka. Siswa yang hadir secara konsisten menunjukkan partisipasi yang aktif dalam proses belajar dan memiliki hubungan yang kuat dengan lingkungan sekolah. Kehadiran siswa di sekolah, yang disebut sebagai kehadiran, mencakup kontribusi fisik dan emosional, serta keterlibatan mereka dalam aktivitas selama jam belajar. Sebaliknya, ketidakhadiran merujuk pada hilangnya kontribusi fisik siswa dalam aktivitas sekolah selama waktu belajar yang efektif.
Setiap murid yang hadir di sekolah harus dicatat oleh guru dalam daftar absensi. Sebaliknya, murid yang tidak hadir akan dicatat dalam buku ketidakhadiran. Dengan kata lain, kehadiran adalah catatan murid yang datang, sementara ketidakhadiran adalah daftar murid yang tidak hadir. Daftar absensi digunakan untuk memantau frekuensi kehadiran siswa di sekolah dan juga menilai kesediaan mereka untuk terlibat di dalam kelas. Tanggung jawab guru atau staf yang terkait adalah memastikan dan menandai kehadiran murid setiap hari.
Rekapitulasi data ketidakhadiran siswa secara perorangan, baik karena alasan alpa, sakit maupun ijin, seyogyanya disampaikan kepada orang tua, minimal dilakukan setiap bulan. Hal ini penting dilakukan agar orang tua dapat mengetahuinya dan dapat mengambil peran dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah ketidakhadiran anaknya.
Faktor-faktor penyebab ketidak hadiran siswa dalam proses pembelajaran di sekolah
terdiri dari :
- Aspek dari dalam diri seorang siswa, seperti pandangan terhadap kehadiran, kemampuan mengatur diri, dan kurangnya dorongan untuk belajar.
- Aspek luar yang berpengaruh pada siswa meliputi faktor dari keluarga, lingkungan sosial, dan suasana di sekolah.
Metodelogi PenelitianÂ
Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi. Â Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi antara partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler dan tingkat kehadiran siswa kelas delapan.
Data tersebut dikumpulkan melalui kuesioner online yang dibagikan kepada siswa kelas 8. Ada pertanyaan tentang seberapa sering mereka berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Selain itu, data diambil dari catatan kehadiran siswa kelas 8. Semua tanggapan akan dievaluasi kemudian dan dianalisis secara statistik untuk diperiksa.
Untuk analisis data, uji korelasi Spearman digunakan. Tes ini dipilih karena cocok untuk data dalam bentuk peringkat atau skala, seperti data dari kuesioner. Tes ini dapat menentukan apakah ada korelasi antara partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler dan tingkat kehadiran siswa kelas delapan, serta apakah korelasi ini kuat atau lemah, positif atau negatif. Hasilnya dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dampak partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap tingkat kehadiran siswa.
Variabel Penelitian
Variabel X (Bebas): Keikutsertaan dalam EkstrakurikulerÂ
Variabel Y (Terikat): Tingkat kehadiran siswa
Teknik Pengumpulan Data
Keikutsertaan dalam mengikuti ekstrakurikuler di sekolah : Data di kumpulkan dengan menyebar kuisioner kepada siswa kelas VIII
Tingkat kehadiran siswa: Data diambil dari rekap Kehadiran siswa selama satu semester
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari kuisioner akan dianalisis menggunakan korelasi Spearman karena data berskala ordinal dan untuk melihat hubungan antar dua variabel. Variabel pertama adalah tingkat keikutsertaan siswa dalam mengikuti ekstrakulikuler dengan menggunakan kuisioner, variabel kedua yaitu tingkat kehadiran siswa di kelas dengan menggunakan data rekap absensi kelas.
Variabel X : Keikutsertaan siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler
Instrumen penelitian untuk variable X : Kuisioner Keikutsertaan siswa dalam ekstrakulikuler di sekolah
Pengolahan data ini menggunakan skala berikut
Variabel Y : Tingkat Kehadiran Siswa Kelas VIII Rekap kehadiran siswa kelas VIII
Hari Efektif Sekolah selama satu semester = 100 hari sekola
Format Pengambilan Data :
Jumlah Hari masuk dibagi dengan jumlah hari sekolah yang harus di ikuti.
Hadil dan PembahasanÂ
Uji Korelasi Spirmen
Data Variabel X
Data Variabel YÂ
Jumlah hari aktif sekolah = 100 hari
Uji Korelasi SpirmenÂ
Langkah-langkah nya sebagai berikut
1. Membuat Hipotesis
Ho : r = 0 (tidak ada hubungan signifikan antara keikutsertaan siswa dalam ekstrakurikuler dengan tingkat kehadiran siswa di kelas)
Ho : r ≠0 (terdapat hubungan yang signifikan antara keikutsertaan siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler terhadap tingkat kehadiran siswa
2. Menghitung Rangking (d²)
3. Menghitung rs hitung dan rs tabel
4. Membandingkan Rs Hitung dan Rs Tabel dan membuat Kesimpulan
Nilai rs hitung > nilai rs tabel, maka Ho ditolak (Signifikan)
Nilai rs hitung< nilai rs tabel, maka Ho diterima (Tidak Signifikan)
 rs hitung = -0,790
rs tabel = 0,648
-0,790 < 0,648
Karena Nilai rs hitung < nilai rs tabel, maka Ho diterima (Tidak Signifikan).
Kesimpulan yang didapat adalah bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keikutsertaan siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler terhadap tingkat kehadiran siswa.
Kesimpulan
Kegiatan di luar pelajaran adalah sebuah aktivitas pendidikan yang dilaksanakan setelah jam belajar dan bertujuan untuk meningkatkan karakter siswa, khususnya dalam hal disiplin dan tanggung jawab. Melalui aktivitas ini, karakter siswa terbentuk melalui proses latihan yang dilakukan. Kegiatan di luar pelajaran memberikan banyak keuntungan baik untuk siswa maupun sekolah. Bagi siswa, aktivitas semacam ini menjadi wadah untuk mengasah keterampilan, sedangkan bagi sekolah, kegiatan tersebut mencerminkan reputasi lembaga. Namun, keikutsertaan siswa dalam kegiatan di luar pelajaran dapat memengaruhi tingkat kehadiran mereka. Dalam penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara keikutsertaan siswa dalam kegiatan di luar pelajaran dan kehadiran mereka di kelas.
Berdasarkan perhitungan korelasi Spearman diperoleh nilai rs hitung = -0,790, sedangkan rs tabel dengan jumlah data (n) = 10 pada taraf signifikansi 5% (0,05) adalah 0,648. Karena rs (-0,790) < rs tabel (0,648) maka Ho di terima, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keikutsertaan siswa dalam mengikuti Ekstrakurikuler terhadap tingkat kehadiran siswa.Â
Daftar Pustaka
Arifudin, O. (2022). Optimalisasi Kegiatan Ekstrakulikuler dalam Membina Karakter Peserta Didik. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan.
Farida, K., & khusna farida, t. (2020). Pengembangan Kegiatan Kokulikuler dan Ekstrakulikuler . PALAPA : Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan.
Tiara Alfia, S. (2023). Manajemen Pendidikan Karakter Melalui Ekstrakurikuler. Jurnal Penelitian, 108-119.
PenulisÂ
Dosen Untirta : M. Firdaus, M.Pd
Mahasiswa Untirta : Mumun MunajiahÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI