Â
Black Sand Beach Reynisfjara
Hari terakhir di Vik, kota wisata Islandia selatan. Kami meninggalkan resort di atas bukit. Bus meluncur di jalanan perbukitan, meliuk menurun. Menuju black sand beach paling populer di Islandia. Yakni pantai Reynisfjara, salah satu mutiara wisata wilayah selatan. Lokasi yang intagrammable. Keunikannya setara dengan bukit piramid Kirkjuffel dan air terjun Skogafoss.
Reynisfjara adalah pantai pasir hitam memanjang yang indah, namun juga berbahaya. Setiap tahun ada saja korban meninggal. Wisatawan yang kurang waspada tergulung ombak ganas yang datang tiba - tiba.
Hanya sekitar 10 menit dari resort, kami telah sampai.
Di bus Sinyo memberitahu, di gerbang masuk pantai akan ditemui lampu penanda, semacam traffic light. Kalau menyala merah, berarti keadaan sedang berbahaya. Pengunjung tidak diperbolehkan masuk ke pantai. Ombak sedang besar dan ganas. Sedangkan warna kuning, memberi petunjuk kalau pengunjung boleh masuk pantai. Namun tidak boleh membelakangi laut. Dimaksudkan agar pengunjung bisa segera melihat dan menyelamatkan diri, manakala sewaktu - waktu ombak besar sekonyong - konyong datang menderu.
Lalu warna hijau, artinya aman. Pengunjung boleh masuk pantai dan tidak perlu membelakangi laut. Ombak sedang tenang.
Pagi ini, lampu penanda itu menyala hijau. Alhamdulillah, aman. Kami para pelancongan berjalan cepat, setengah berlari antusias menuju pantai.
Reynisfjara adalah salah satu dari lima pantai pasir hitam yang terkenal di Islandia. Pantai ini yang paling populer.
Pasir hitam legam, berasal dari pecahan lava yang membeku dari letusan gunung berapi ribuan tahun lalu itu melandai. Dari ujung karang di kiri sampai ujung karang di kanan. Memanjang lebih dari tiga kilometer.
Masih pagi untuk waktu kunjung wisata. Belum ramai, masih lengang. Kelengangan ini menegaskan citra pantai ini sebagai tempat angker namun indah. Hening, hitam, kelam, misterius dan elok.
Masuk pantai berbelok kiri tak jauh, pengunjung akan bertemu dengan fenomena struktur alam yang unik. Tebing yang dindingnya berupa susunan ratusan kolom batu basalt, berbentuk pilar yang patah. Pilar - pilar itu bersusun rapi berjajar di tebing, seolah bentukan manusia. Menempel di tebing bak karya seni unik yang wajib diabadikan.
Di laut ujung sebelah kiri, sekitar seratus meter dari tepi pantai berdiri tegak berhadapan. Dua karang menjulang runcing seperti pulau kecil akan tenggelam. Struktur pilar karang hitam di tengah laut ini adalah ciri khas, sekaligus obyek yang paling banyak difoto di pantai Reynisfjara.
Ada legenda lokal setempat yang berkisah tentang asal muasal dua karang unik itu. Karang ini sejatinya adalah jelmaan dari duaTroll. Yakni makhluk raksasa setengah batu dan setengah manusia. Yang permanen menjadi batu karang di situ  karena terlalu lama terpapar sinar matahari.
Konon jaman dulu kala, rombongan Troll sedang berlayar menuju pantai. Menjelang merapat, kapal mereka kandas di laut tak jauh dari pantai.
Rombongan Troll itu berusaha menyelamatkan dan menarik kapal karam mereka ke pantai. Dua pimpinan Troll sangat fokus dengan upaya penyelamatan itu. Sampai melupakan akan risiko kutukan karena kelemahan mereka. Yaitu rentan terhadap paparan sinar matahari.
Saat matahari terbit, kapal hampir mencapai pantai. Sinar matahari terang menyinar. Prajurit Troll berhamburan melarikan diri. Bersembunyi di goa - goa di bawah tebing karang menyelamatkan diri menghindari sinar mentari pagi. Dua pimpinan Troll masih fokus sibuk bekerja keras, menarik kapal karam.
Karena terlalu lama terpapar sinar matahari, dua pimpinan Troll itu tiba - tiba membeku, tak bisa bergerak lagi. Kesadaranpun lambat laun menghilang. Dan selanjutnya Troll itu berubah bentuk menjadi batu karang di tengah laut.Tak lagi bisa beranjak, abadi.
Dua penjelmaanTroll itu kini di depan kami. Menjadi obyek wisata yang cantik dan unik, ciri khas pantai Reynisfjara. Menjulang di tengah laut, Â berlatar belakang cakrawala rata tak berbatas dipayungi awan - awan putih mengambang. Tegak, diam, hening. Itulah daya tarik pantai Reynisfjara di sebelah kiri.
Lain lagi penampakan pantai di ujung sebelah kanan. Yaitu perbukitan karang yang berongga - rongga seperti busur. Dengan berbagai ukuran, menjuntai di laut.
Di atas perbukitan itu berdiri light house. Mercu suar navigasi pelayaran. Yang nampak kecil, bagai pensil putih menusuk langit. Sejatinya mercu suar itu merupakan titik pandang paling pas untuk menikmati pantai pasir hitam ini. Namun jadwal tidak memungkinkan untuk hiking ke sana. Karena akan memerlukan waktu cukup lama.
Usai rombongan bergembira ria menikmati Reynisfjara pagi itu. Berlarian di pasir hitam legam, meloncat dari dinding kolom - kolom basalt, dan tak bosan menatapi perbukitannya yang apik. Dan tentu saja memotreti dua pilar Troll yang terperangkap kutukan karena terlalu fokus pada pekerjaan dan melupakan risiko. Kami meninggalkan pantai membawa memori tak terlupa.
Seljalands Foss
Meninggalkan pantai Reynisfjara, kami melanjutkan pengembaraan hari - hari akhir di Iceland. Menuju salah satu air terjun unik yang lain. Yakni Seljalands Foss.
Air terjun ini adalah bagian dari sungai Seljalands yang bermata air dari gletser yang berada di punggung gunung berapi Eyjafjallajokull. Gunung yang meletus hebat tahun 2010, yang malah menyebabkan Islandia populer menjadi destinasi wisata global yang diminati.
Sampai di pelataran datar yang luas, pengunjung langsung berhadapan dengan tebing tinggi batu hitam masif perkasa yang memanjang, gigantik.
Seljalands Foss berada di tebing perkasa itu. Menggerojokan air cukup deras, 65 meter tingginya. Dengan mulut air terjun tidak begitu lebar, sekitar 15 meteran.
Masih banyak air terjun kecil - kecil di sepanjang tebing itu. Turun berkelokan menuju lembah hijau luas di bawahnya.
Di pertengahan musim panas ini lembah masih menghijau. Dengan hiasan bunga - bunga kuning jenis begonia berserakan indah, alami.
Panorama elok, sajian epik dari alam khas Islandia yang mempesona. Paduan tembok karang tinggi memanjang, dengan aliran air terjun - air terjun jernih di tebingnya. Yang mengalir ke bawah dan ditelan lembah hijau datar nan luas. Sungguh, barangkali inilah penampakan dari salah satu potongan sorga yang dijanjikan itu.
Selain paduan alamnya yang permai, ada lagi satu hal berbeda yang dimiliki Seljalands Foss dibanding air terjun lainnya. Yaitu adanya goa kecil dibalik air terjun. Pengunjung bisa berjalan dan menikmati panorama alam sekitar dari ceruk di balik air terjun. Yang tentu akan memberikan nuansa obyek pandang yang berbeda.
Antusias, saya dikawal junior mendaki dari sisi kiri. Menuju ceruk kecil di balik air terjun.
Meniti stepping stone alam, tidak begitu terjal namun agak licin. Jalaran semburan air terjun yang tak putus membasahi setapak itu. Untung memakai sepatu jalan, yang meskipun ringan namun bersol tebal bergerigi. Tapaknya lengket mencengkeram pijakan.
Mengenakan jaket hangat plastik, dan topi kozak ala Siberia membantu. Sedikit menghalau terpaan siraman air terjun yang terus memerciki.
Lancar, tak lama berjalan kami telah berada di balik air terjun.
Ceruk ini seukuran lapangan badminton. Namun melengkung seperti gendewa. Atap, dinding dan lantainya adalah bebatuan alami tak rata. Ceruk ini bisa menampung seratusan orang sekaligus.
Pagi ini hanya puluhan orang berada di ceruk. Pengunjung lebih leluasa dan berlama - lama mengagumi panorama lembah luas menghijau di seberang air terjun di bawah sana. Dari balik air terjun yang berderai - derai deras tak putus - putus bagai tebaran jutaan butiran kristal putih, melayang dari puncak tebing ke permukaan sungai. Lembah hijau itu nampak lebih menawan dipandang dari balik air.
Ceruk dan air terjun Seljalands ini menghadap ke barat. Konon saat musim semi atau pada musim gugur, dari balik air terjun ini pada sore hari akan nampak sunset bulat jingga yang sangat indah, memerah fantastis yang akan segera tenggelam di cakrawala. Gambarnya yang terpampang di post card nampak  memukau. Bulat jingga di balik tirai deraian air terjun. Hanya bisa membayangkan, karena musim panas ini mentari tak pernah tenggelam di Islandia. Dan inipun masih menjelang siang.
Seljalands Foss  yang mempesona adalah destinasi wisata terakhir Islandia yang kami kunjungi.
Usai sudah agenda menikmati tujuan wisata paling recommended Islandia. Siang itu dengan berat hati kami meninggalkan Seljalands foss.
Bus membawa kami kembali ke Reykjavik, ibu kota negara. Dalam perjalanan membayangkan, kira - kira penampakannya seperti apa foss - foss indah Islandia itu di musim dingin. Pasti air terjun hanya mengucur tipis. Dikelilingi tombak - tombak es runcing dari air terjun yang membeku. Bagai formasi ratusan stalaktit putih tak beraturan menunjuk tajam ke bumi. Pasti sangat menawan.
Sebagaimana hari sebelumnya, hari ini kita menikmati hari yang indah. Ini adalah hari terakhir kami mengikuti itinerari wisata Islandia. Jadwal komplit yang telah kami jalani. Dari berendam di air panas, menikmati air terjun, melihat gletser, bukit - bukit megah, pantai yang cantik dan berbagai destinasi yang menawan lainnya. Alhamdulillah jihati senang, badan tetap bugar tak kurang suatu apa.
Siang itu rombongan sampai kembali di Reykjavik. Kami makan siang di restoran cozy dekoratif di tengah kota. Dengan menu ala Islander yang unik dan enak.
Usai lunch acara bebas. Peserta tur dipersilakan berkeliaran  mencari oleh - oleh atau ngopi santai di down town ibu kota. Atau apapun acara yang dimaui.
Saya dan junior menyelinap. Menjelajahi national art museum. Juga melihat - lihat pasar loak yang berada di gedung khusus. Dengan barang jualan ala garage sale digelar di puluhan lapak.
Lepas dari pasar second hand, kami mendaki bukit di taman kota. Yang di puncaknya  berdiri sebuah patung pria perkasa. Yaitu Ingolfur Arnason, pria suku bangsa Viking asal Norwegia yang diyakini sebagai penemu, dan pendiri kota Reykjavik. Konon di warsa akhir abad 9, dalam pelayarannya dari Norway saat mendekati Iceland, Ingolfur Arnarson melepas dan melempar pilar kursi singgasananya ke laut. Arnarson berniat, bahwa dimanapun pilar singgasana itu terdampar, Arnarson akan membangun pemukiman. Setelah beberapa waktu mendarat di Iceland, pilar singgasana yang dilempar ke laut itu ditemukan di satu pantai yang cantik. Memenuhi nadarnya, Arnarson membangun pemukiman dan juga tinggal di tempat itu. Pemukiman itu diberi nama Reykjavik. Yang penduduk dan wilayahnya berkembang meluas. Dan akhirnya ditetapkan menjadi ibu kota negara Islandia.
Berdiri di plaza di ketinggian. Di  depan patung Arnarson diperoleh pandangan 360 derajat kota Reykjavik. Perbukitan, laut, kota yang mungil, puncak gereja lava, gedung harpa dan sculpture solar voyager di promenade pantai. Semuanya  dalam jangkauan mata. Menarik nafas dalam - dalam, menikmati panorama menawan, sembari menyerap energi positif dari udara bersih dan fresh. Saya berfoto, meloncat dari tembok batu di samping patung. Junior mengabadikan loncatan aneh sore hari di Reykjavik.
Inilah sore terakhir kami di Islandia. Negeri Es dan Api nan menawan.
Besok kami harus bersayonara dengan negeri kutub utara ini. Dan pulang membawa memori luar biasa.
Kopenhagen, Walking dan Boat Tour
Hari ini kami bersiap one day city tour di Kopenhagen, ibukota Denmark. Kemarin sore kami mendarat di kota ini dari Islandia. Menginap di hotel dengan model bangunan tak biasa. Dua tower tinggi unik yang terhubung. Arsitek ultra modern dan futuristik.
Pagi ini rombongan Islander akan diajak walking tour di sekitar kota tua. Dilanjutkan acara bebas. Kami berdua akan ikut boat tour di kanal bersejarah Kopenhagen.
Rombongan berjalan kaki di kota tua. Menyusur di antara bangunan - bangunan tua dengan arsitek bergaya klasik. Bangunan - bangunan masif dan artistik. Istana raja, gedung parlemen, museum, gereja, sculpture, taman kota yang kesemuanya antik, namun terawat. Merupakan warisan yang menjadi ikon wisata kota Kopenhagen.
Tepat pukul 12.00 siang, sempat menyaksikan pergantian penjaga istana ratu. Atraksi khas setiap hari di halaman istana yang ramai ditonton para wisatawan.
Meskipun tidak seheboh pergantian prajurit di istana Buckingham London, namun tetap dapat menarik wisatawan berdesakan untuk menonton dan mengabadikan.
Siang itu Kopenhagen bersuhu sekitar 20 derajat celcius. Cukup panas bagi warga setempat. Orang - orang dan para pengendara sepeda ontel, kendaraan populer dan paling banyak dipergunakan di Denmark itu berseliweran. Hanya berkaos oblong, bahkan banyak juga yang bertelanjang dada. Langit Kopenhagen cerah, matahari bersinar terang, hangat menunjukan keperkasaannya.
Walking tur yang asyik dan menarik, seolah menelusuri diorama sejarah panjang suku Viking. Kisah tampuk kekuasaan diwarnai berbagai invasi, kekerasan, penjarahan namun juga solidaritas dan persahabatan.
Walking tour siang ini berakhir di promenade kanal Nyhavn. Promenade paling terkenal, tempat wajib bagi wisman untuk bersantai, meriung dan nongkrong. Menikmati dan menyerap semangat Denmark di musim panas.
Nyhavn adalah kanal yang diapit oleh dermaga lama. Bangunan khas dan warna warni tipikal Nordic berdiri di kiri kanan promenade. Warna cerah dan meriah menjadi ciri khas aura bangunan Nordic. Kita akan temui juga model - model bangunan berwarna meriah seperti itu di Finlandia, Norwegia ataupun Swedia.
Siang yang panas, promenade Nyhavn ramai sekali. Orang berlalu lalang atau bersantai di cafe - cafe sepanjang jalan. Di bangku - bangku kecil, menikmati denyut nadi musim panas Kopenhagen, ditemani segelas besar bir dingin dan berbagai camilan tipikal negeri utara. Semarak sekali.
Saya menuju salah satu konter paling ramai untuk membeli tiket boat tour. Dengan membayar setara dengan sekitar dua ratus lima puluh ribu rupiah ( separuh dari tarif naik gondola Venesia ) kami akan menikmati atraksi paling populer di Kopenhagen ini selama satu jam.
Udara panas terik, kapal tur berkapasitas 100 an penumpang itu mulai beranjak dari sandaran.
Kopenhagen boat tour ini memang layak kalau disebut sebagai atraksi paling menarik di Kopenhagen. Perahu menyusuri puluhan kanal, melewati bangunan - bangunan penting dan bersejarah yang tadi kami lewati juga saat walking tour. Namun nuansanya jadi berbeda saat dilihat dari sisi sungai dan laut. Struktur bangunan itu nampak lebih besar dan megah.
Perahu keluar kanal menuju laut lepas di perairan teluk. Melintasi bangunan - bangunan bergaya modern yang menawan. Melintasi kantor pusat Maersk Line, salah satu perusahaan pelayaran dan pemilik container terbesar di dunia. Kantor besar itu memanjang berkotak - kotak berwarna putih. Seolah kapal Container yang bersandar di tambatan. Maersk Line salah satu mitra utama perusahaan dimana kami bekerja saat masih aktif.
Boat tour ini memang a must do kala kita berada di Kopenhagen. Atraksi menarik yang sayang kalau dilewatkan.
Denmark, salah satu negeri paling makmur dan top rank negeri paling bahagia di dunia, sejatinya adalah komunitas yang terdiri dari orang - orang tak neko - neko. Dengan prinsip sederhana, yaitu bantu dan buat orang lain nyaman, maka hidupmu akan sejahtera dan bahagia.
Ya, prinsip sederhana yang sulit dilakukan. Walaupun tentu bukan hal yang tak mungkin untuk dipraktikan. Kesederhanaan itu dicontohkan oleh para pemegang tampuk kekuasaan. Konon, banyak anggota kabinet dan anggota parlemen Denmark dalam mobilitas sehari - harinya hanya menggunakan angkutan umum atau bersepeda ontel saja.
Ya kesederhanaan itu berkah, kata mereka.
Sore menjelang, temaram. Warna - warni dan gerak langkah kehidupan di kota tua Kopenhagen semakin ramai dan semarak. Alhamdulillah, hari ini kami berkesempatan meresapi dan menikmati pusat peradaban Eropa utara itu. Walaupun hanya sebatas kulitnya dan sekelumit saja.
Pembelajaran dan wisdom Denmark yang adalah kesederhanaan dan toleransi. Betapa nilai - nilai itu menjadi pegangan dan pemandu sangat berharga dalam menjalani realitas kehidupan bersama. Yaitu damai dalam bermasyarakat.
Pulang Lagi
Pulang adalah kosa - kata keramat. Hari ini kami akan pulang. Kembali terbang ke Tanah Air, setelah dua pekan lebih merantau, kabur kanginan bersuka cita di Islandia dan Kopenhagen Denmark.
Apapun kehebatannya, dan walaupun betapa keindahan yang telah kami nikmati dan rasakan di negeri orang, namun pada akhirnya kita akan merasa, bahwa negeri sendiri itulah tempat yang paling tepat dan pas untuk kita hidup dan bermasyarakat.
Hanya dua pekan, namun rindu pulang pun terasa sudah. Ingin segera kembali terjun dan larut dalam dinamika pergaulan, makanan, bahkan juga kemacetan jalan di negeri sendiri.
Ya, pulang memang kosa kata penuh makna. Dari pelampiasan rasa kangen, harapan, menyerap kembali energi tanah asal muasal. Bahkan, terkadang juga menjadi tempat kesedihan berasal dan bermuara.
Pulang kali ini adalah pulang untuk yang kesekian kalinya. Pulang dengan p kecil, sebelum saatnya nanti pulang dengan P besar, hanya sekali saja. Yaitu berpulang menghadap Yang Kuasa.
Kami akan terbang kembali dengan airline Qatar grup. Dari Kopenhagen dengan pesawat SAS kami akan menuju Doha, transit sebentar. Lalu disambung dengan pesawat Qatar dari Doha menuju Jakarta.
Rute yang tetap sama dengan saat keberangkatan. Namun penerbangan akan ditempuh lebih cepat. Karena pesawat terbang ke tenggara, dan rotasi bumi berputar ke arah barat. Karena rotasi bumi ini, akan membantu perjalanan ditempuh lebih singkat.
Sore itu pesawat raksasa Qatar air mendarat mulus di terminal tiga, bandara Soetta. Alhamdulillah. Kembali menapak Tanah Air tercinta.
Perjalanan panjang usai. Pengalaman, wawasan, pemahaman, perspektif, pembelajaran dan teman baru kami peroleh. Penyulut energi jiwa.
Kembali ke rumah, pulang. Pepatah lama terngiang, there is no place like home. And there is no home like my home.
North and South, East or West, Home is the best.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI