Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Piknik di Ci Joglo Semar, Catatan Perjalanan 11

2 September 2019   12:20 Diperbarui: 2 September 2019   21:10 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eling Bening Ambarawa. Dokpri

3. Eling Bening

#Lereng Telomoyo Menyatu Rawa Pening#

Berdiri di pelataran Eling Bening. Menatap ke depan. Terhampar Rawa Pening, Danau luas berlatar belakang Gunung Merbabu, Gunung Andong dan Pegunungan Telomoyo.

Siang cerah, Langit mengkilap terbentang. Biru putih. Rawa Pening, persawahan disekelilingnya. Perkebunan kopi berundak di perbukitan, terasering taman bunga jalan setapak berkelok kelok. Berpadu dengan gunung gunung biru adalah lukisan alam memukau. Di bumi Ambarawa.

Matahari bersipongah. Bertahta kulminasi di puncak  langit. Sekelompok pengunjung lokal senior, berkostum merah putih riang berfoto foto dibawah terik siang. Kepanasan namun terlihat sumringah. Hepi.

Juga kami. Bersibuk, memanjakan Huawei untuk unjuk kemampuannya. Menjepret kiri kanan, sana sini. Jauh dekat, mengabadikan keindahan alam terbentang.

Eling Bening, destinasi wisata baru tidak jauh dari Semarang. Berada 700 meter diatas permukaan laut, siang itu begitu cerah.

Eling Bening tepatnya berada di daerah Ambarawa. Hanya sekitar 6 Km dari eksit tol Bawen. Eksit tol Bawen tidak jauh dari kota Semarang arah Solo.

Perahu putih berbentuk Naga raksasa melayang terbang di udara Eling Bening. Berlatar belakang gunung gunung dan Rawa Pening, menjadi spot foto yang laris untuk para pengunjung bergaya.

Eling Bening Ambarawa. Dokpri
Eling Bening Ambarawa. Dokpri
Menatap Naga itu. Benak melintas, melewatinya. Lekat pada pertemuan kaki Pegunungan Telomoyo dan tepian Rawa Pening. Pikiran melayang ke kurun waktu 50 tahun lebih yang lalu. Saat kecil di desa membaca buku Nagasasra Sabuk Inten dengan tokoh utama Mahesa Jenar, karya SH Mintarja.Akhir dekade 1960, kisah karya SH Mintarja itu begitu populer. Terbit bulanan. Ingat mengontel sepeda setiap bulan melaksanakan perintah bapak membeli buku terbitan terbaru. Dijual di toko Ijo atau Kedung Kawruh, toko buku yang ada di kota kecil pinggiran Kotamadya Solo.

Bermula dari tokoh utama Mahesa Jenar, mengundurkan diri sebagai Rangga. Gelar Perwira berpangkat cukup tinggi kerajaan Demak. Bentuk tanggung jawab sebagai perwira jaga malam Istana. Dua keris pusaka piandel Kraton, Kyai Nagasasra dan Sabuk Inten hilang. Dicuri, saat dirinya menjadi pimpinan jaga.

Atas prakarsa sendiri, Mahesa Jenar mengembara. Menelusuri jejak dan ingin menemukan dan membawa kembali dua keris pusaka itu ke Istana.

Dalam pencariannya, Mahesa tersuruk sampai di kawasan Telomoyo dan Rawa Pening. Di Tanah Perdikan Banyubiru. Bahkan dirinya ikut terlibat dalam kecamuk dan pertikaian dua bersaudara, Gajah Sora dan adiknya Lembu Sora. Para pewaris Banyu Biru.

Gajah Sora sahabat Mahesa Jenar ditahan di Demak, karena dicurigai terlibat dengan hilangnya dua keris pusaka. Mahesa Jenar dipasrahi dan harus mengasuh Arya Salaka yang masih remaja. Anak lelaki semata wayang Gajah Sora.

Kisah pengembaraan Mahesa Jenar, tokoh fiktif karya Sh Mintarja ini sangat populer di akhir tahun 1960 an dan awal 70 an. Menjadi pembicaraan dan bahasan di kota kota dan desa di kawasan Yogya dan Jawa Tengah. Ceritanya   hitam putih. Para pelakon dibagi dalam dua kelompok. Golongan Hitam dan Golongan Putih. Meskipun ada juga transformasi karakter. Yaitu, tokoh Lembu Sora, yang beralih dari golongan hitam. Saat menjelang akhir hidupnya menyesal. Lalu ikut bergabung ke  golongan putih.

Di Rawa Pening itu, Arya Salaka, salah satu generasi penerus golongan putih mengalahkan tokoh senior golongan hitam, Uling Kuning. Melalui pertarungan seru di dikedalaman Rawa Pening.

dokpri
dokpri
Eling Bening Ambarawa. Dokpri
Eling Bening Ambarawa. Dokpri
SH Mintarja, penulis produktif wong Yogya itu telah menorehkan karya karya yang abadi. Digemari hingga kini. Walaupun beliau sudah lama meninggalkan Alam Fana.Karya karyanya masih tetap relevan dan menarik untuk dibaca di jaman now. Menjadi cermin sekaligus pelipur bagi siapa saja. Master pieces nya, seperti Nagasasra Sabuk Inten, Api di Bukit Menoreh, Pelangi di Langit Singasari menjadi khasanah Epos sejarah. Menghiasi perpustakaan Google. Dan saat ini banyak beredar kembali di ratusan WA grup.Momen momen kisah Mintarja dari Nagasasra Sabuk Inten banyak mengambil setting di wilayah ini. Sekitar Eling Bening.

Eling Bening berarti Ingatlah yang Jernih. Terletak di ketinggian, dilengkapi kolam renang sangat luas. Juga Restoran, Banjar dengan pilar pilar putih berjejer gaya Yunani untuk berkumpul, meriung. Terlihat juga spot foto rumah adat Papua. Berbagai jenis arena permainan melengkapi kawasan wisata baru yang cukup menarik ini. Eling Bening yang memiliki pemandangan mempesona menjadi pasangan penjelajahan Sepur Ambarawa. Daya tarik wisata kota ini.

Meninggalkan Eling Bening, nostalgi Mintarja masih mengikuti. Epic kisah kisahnya tak mungkin terlupa.

Pegunungan Telomoyo, Rawa Pening, Kuda kuda yang berderap, Api nyala berkobar. Itulah,,,, Epic.
    

dokpri
dokpri
Eling Bening Ambarawa. Dokpri
Eling Bening Ambarawa. Dokpri
    Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun