3. Eling Bening
#Lereng Telomoyo Menyatu Rawa Pening#
Berdiri di pelataran Eling Bening. Menatap ke depan. Terhampar Rawa Pening, Danau luas berlatar belakang Gunung Merbabu, Gunung Andong dan Pegunungan Telomoyo.
Siang cerah, Langit mengkilap terbentang. Biru putih. Rawa Pening, persawahan disekelilingnya. Perkebunan kopi berundak di perbukitan, terasering taman bunga jalan setapak berkelok kelok. Berpadu dengan gunung gunung biru adalah lukisan alam memukau. Di bumi Ambarawa.
Matahari bersipongah. Bertahta kulminasi di puncak  langit. Sekelompok pengunjung lokal senior, berkostum merah putih riang berfoto foto dibawah terik siang. Kepanasan namun terlihat sumringah. Hepi.
Juga kami. Bersibuk, memanjakan Huawei untuk unjuk kemampuannya. Menjepret kiri kanan, sana sini. Jauh dekat, mengabadikan keindahan alam terbentang.
Eling Bening, destinasi wisata baru tidak jauh dari Semarang. Berada 700 meter diatas permukaan laut, siang itu begitu cerah.
Eling Bening tepatnya berada di daerah Ambarawa. Hanya sekitar 6 Km dari eksit tol Bawen. Eksit tol Bawen tidak jauh dari kota Semarang arah Solo.
Perahu putih berbentuk Naga raksasa melayang terbang di udara Eling Bening. Berlatar belakang gunung gunung dan Rawa Pening, menjadi spot foto yang laris untuk para pengunjung bergaya.
Bermula dari tokoh utama Mahesa Jenar, mengundurkan diri sebagai Rangga. Gelar Perwira berpangkat cukup tinggi kerajaan Demak. Bentuk tanggung jawab sebagai perwira jaga malam Istana. Dua keris pusaka piandel Kraton, Kyai Nagasasra dan Sabuk Inten hilang. Dicuri, saat dirinya menjadi pimpinan jaga.
Atas prakarsa sendiri, Mahesa Jenar mengembara. Menelusuri jejak dan ingin menemukan dan membawa kembali dua keris pusaka itu ke Istana.
Dalam pencariannya, Mahesa tersuruk sampai di kawasan Telomoyo dan Rawa Pening. Di Tanah Perdikan Banyubiru. Bahkan dirinya ikut terlibat dalam kecamuk dan pertikaian dua bersaudara, Gajah Sora dan adiknya Lembu Sora. Para pewaris Banyu Biru.
Gajah Sora sahabat Mahesa Jenar ditahan di Demak, karena dicurigai terlibat dengan hilangnya dua keris pusaka. Mahesa Jenar dipasrahi dan harus mengasuh Arya Salaka yang masih remaja. Anak lelaki semata wayang Gajah Sora.
Kisah pengembaraan Mahesa Jenar, tokoh fiktif karya Sh Mintarja ini sangat populer di akhir tahun 1960 an dan awal 70 an. Menjadi pembicaraan dan bahasan di kota kota dan desa di kawasan Yogya dan Jawa Tengah. Ceritanya  hitam putih. Para pelakon dibagi dalam dua kelompok. Golongan Hitam dan Golongan Putih. Meskipun ada juga transformasi karakter. Yaitu, tokoh Lembu Sora, yang beralih dari golongan hitam. Saat menjelang akhir hidupnya menyesal. Lalu ikut bergabung ke  golongan putih.
Di Rawa Pening itu, Arya Salaka, salah satu generasi penerus golongan putih mengalahkan tokoh senior golongan hitam, Uling Kuning. Melalui pertarungan seru di dikedalaman Rawa Pening.
Eling Bening berarti Ingatlah yang Jernih. Terletak di ketinggian, dilengkapi kolam renang sangat luas. Juga Restoran, Banjar dengan pilar pilar putih berjejer gaya Yunani untuk berkumpul, meriung. Terlihat juga spot foto rumah adat Papua. Berbagai jenis arena permainan melengkapi kawasan wisata baru yang cukup menarik ini. Eling Bening yang memiliki pemandangan mempesona menjadi pasangan penjelajahan Sepur Ambarawa. Daya tarik wisata kota ini.
Meninggalkan Eling Bening, nostalgi Mintarja masih mengikuti. Epic kisah kisahnya tak mungkin terlupa.
Pegunungan Telomoyo, Rawa Pening, Kuda kuda yang berderap, Api nyala berkobar. Itulah,,,, Epic.
  Â