Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hembusan Angin Cemara Tujuh 46

3 Agustus 2018   10:11 Diperbarui: 3 Agustus 2018   10:23 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Konon ada beberapa orang pinter yang sering didatangi mahasiswa, yang ingin jalan mudah untuk lulus. Orang pinter itu ada di Yogya selatan, di Kota Gede dan ada juga yang di Bantul, tepatnya di tlatah Imogiri.

Orang pinter itu akan memberi beberapa barang kepada mahasiswa yang datang, untuk dibakar atau di sebar di sekitaran tempat ujian, sebelum ujian berlangsung.

Tentu saja konsultasi dengan orang orang pinter itu tidak gratis, harus membayar juga. Istilahnya menebus syarat dari penasihat spiritual. Nara sumber nara sumber yang ditanya Sutopo, ada yang menceritakan dengan sungguh sungguh serius, ada juga yang dengan tertawa haha hehe merasa geli, seolah berkisah tentang sebuah lelucon besar.

Dan tentu saja tidak ada catatan statistik, yang me record tingkat sukses dan keampuhan para penasihat spiritual tersebut.

Sutopo merasa geli kalau teringat cerita konyol masa pendadaran itu. Sutopo sendiri baru lulus, setelah ujian pendadaran yang ketiga. Setelah ujian pendadaran keduanya tidak lulus, Sutopo pulang desa dan melapor kepada orang tuanya ketidak lulusannya itu, dan akan mengikuti lagi pendadaran dua bulan lagi. Bapak ibunya banyak diam, hanya mendengarkan dan sekali sekali berujar, supaya Sutopo sabar dan giat lagi belajar.

Setelah belajar keras, diskusi diskusi inten dengan para kontestan ujian baru, maupun para veteran, yang sudah beberapa kali terhempas dari selasar selatan lantai tiga Gedung Pusat, dua hari lagi Sutopo akan menempuh ujian pendadaran yang ketiga kalinya.

Sore itu lepas Asar, Sutopo di kamar kosnya belajar lagi menggeluti tumpukan buku yang terserak di meja. Tiba tiba ada yang mengetok pintu, memberitahu kalau ibunya datang dari desa ingin bertemu. Sekarang sudah di ruang tamu.

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun