Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hembusan Angin Cemara Tujuh 9

15 Mei 2018   08:24 Diperbarui: 23 Mei 2018   14:18 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ditengah penumpang yang berdesakan, penuh sesak diatas bus warna hijau  yang melaju kencang di by pass ibukota dan tiba tiba mendadak bisa berhenti Greg, ngantri lama sekali di traffic light yang menghadang berkali kali.

Ditimpali aroma yang beraneka, dari parfum dan bau shampoo yang agak lumayan , sampai Bau tajam rhemason, PPO, koyok dan juga anyir bekas muntahan, Sutopo berdiri berpegangan stainless yang melintang di bus.

Sutopo membayangkan, jam jam segini biasanya di Yogya, dia masih sarungan, minum kopi sambil baca koran lokal Kedaulatan Rakyat di kosan nya, kampung Macanan.

Membaca cerita serial di KR yg selalu ditunggu tunggu setiap hari, serial " Api di Bukit Menoreh", karya SH Mintardja. Cerita tentang Agung Sedayu, seorang pemuda dari desa Jatinom pada jaman kerajaan pajang di pemerintahan mas Karebet atau Sultan Hadiwijaya. Sudah episode ke 500 an , ketika dia meninggalkan Yogya.

Membaca tuturan kisah SH Mintardja, pembaca seperti menghisap candu, selalu ingin dan ingin selalu lagi dan lagi. Gaya bercerita Mintardja yang tenang, banyak renungan tapi juga banyak misteri dan tanya tentang sejarah di sekitaran Yogya, Jawa Tengah dan juga Jawa Timur.

Itulah daya tarik yang menyedot banyak penggemar. Dan, cerita cerita Mintardja selalu menjadi Epik. Seperti dalam kisah Nagasasra Sabuk Inten, cerita tentang hilangnya dua keris pusaka dari kerajaan Demak. Atau juga cerita Ken Dedes dan Ken Arok di serial Pelangi di Langit Singasari yang mengaduk aduk perasaan.

Melihat isi dan gaya tulisannya, kelihatannya ini tulisan kejar tayang. Plot dan arah ceritanya bisa berubah setiap hari, tergantung mood penulisnya.

Terkadang, satu hari satu serial tidak muncul. Itu patut diduga Mintardja sedang masuk angin atau mentok ide.

Tiba tiba bus memperlambat kecepatannya. Sutopo melihat ke luar jendela, bus sedikit mendaki, ah sudah melewati jembatan itu lagi.

Sutopo gelisah, Sebentar lagi Sutopo harus turun, sudah dekat kantor.

Sutopo harus kembali lagi bergelut dengan rutinitas kantoran sampai jam 5 sore nanti, nuansa kerja yang belum bisa membuatnya bergairah dan termotivasi. Meskipun sudah hampir satu tahun dia berkantor itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun