Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Rumah Gadang Ciri Khas Bangunan Sumatra Barat

22 Maret 2021   06:51 Diperbarui: 22 Maret 2021   06:58 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yakni proses syiar Islam pada suku Rejang dahulu kala, yaitu keterhubungan dengan kerajaan Pagaruyung. Walupun tidak ditemukan manuskrip yang menjelaskan tentang itu. Namun banyak dari tulisan para peneliti yang menorehkan kata-kata tentang kerajaan ini dalam penelitian mereka, mungkin.

Selain kerajaan pengaruh dari Sumatera Selatan (Palembang) dan empat Biku dari kerajaan Majapahit. Dalam merubah kultur orang Rejang secara tak langsung.

Mengapa saya berasumsi bahwa orang Rejang dengan Orang Padang? Sekedar asumsi belaka versi saya, Keterkaitan ini tidak lepas dari banyak tokoh orang Rejang yang mengkuti organisasi ke-Muhammadiyaan. 

Dibuktikan banyak sekolah-sekolah Muhammadiyah yang berdiri hingga sekarang masih ada di Kabupaten Rejang Lebong. Dan adanya persamaan pencak silat yang persis sama. Yang dikenal pencak silat Harimau. 

Nah lupakan sejenak tentang ini. Kembali pada cerita pengalaman pribadi saya di Sumatera Barat, kota Bukittingi . Perjalanan pertamakali menapak kaki di tanah Sumbar.

Pertama Kali Menapak Kaki Provinsi Sumatera Barat, Kota Bukittingi

Kota Bukittinggi yang sering kita dengar sebagai kota sejarah di Sumatera Barat. Kota kelahiran sang proklamator wakil presiden pertama negara tercinta ini. Selain itu dikenal ada Jam Gadang, karena dliewati garis khatulistiwa.

Ditahun 2015 inilah pertama kali dalam hidupku menginjak kaki ditanah Provinsi Sumatera Barat. Sebagai teman sopir bus yang membawa mahasiswa dari kota Curup untuk melaksanakan prosesi wisuda.

Perjalanan kurang lebih 12 jam, lumayan jauh. Namun asyiknya di Bukittinggi cuaca tidak beda jauh dengan kota Curup, sebagai kota diatas pegunungan. Terasa sejuk dan adem, menurutku.

Pada tahun 2016 berangkat kembali dengan sopir yang sama kebetulan kenalan. Yang butuh teman, teman ngobrol dalam perjalanan. Katanya kawannya tidak bisa ikut, jadi butuh teman agar ada tempat berseloroh dalam perjalanan. Padahal saya sendiri tidak bisa nyopir loh. 

Karena terus dihubungi, pokok eh berangkat. Makan dan rokok pada ditanggung, uang saku diberi, sekaligus melancong. Rugi juga enggak ikut, pikirku. Sekali-kali berwisata ria di Sumatera Barat. Kak Nasib nama sopirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun