Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Daripada Politik Belah Bambu Mendingan Budaya Gotong Bambu

21 Februari 2021   08:44 Diperbarui: 21 Februari 2021   08:54 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artinya pohon Bambu tumbuhan multitalenan, maksudnya tumbuhan multifungsi. Yang dapat dimanfaatkan dan kaya dengan manfaat.

Kembali pada konteks tradisi gotong Bambu. Adalah kebiasaan dikampung atau justru juga terjadi ditempat kompasianer. Tradisi gotong Bambu. Masih bisa kita temukan.

Gotong Bambu ala versi kampungku, biasanya kami lakukan pada saat acara hajatan atau kegiatan massal yang harus menggunakan tempat/wadah pelakasanaan perjamuan. Bambu merupakan bahan/alat pokok yang digunakan.

Secara kapasitas, jumlah orang yang banyak dan bersifat umum. Untuk itu sangat penting tempat pelaksanaan kegiatan tersebut dibuat secara bersama.Yang kami namakan panggung dalam bahasa kampungku dinamakan "semujung atau tarub". 

Bambu sebagai alat utama "semujung atau tarub". Sebagai penyanggah dan kerangkanya. Seperti gambar dibawah ini.

megapolitan.kompas.com
megapolitan.kompas.com
Hal ini menjadikan kebiasaan mengotong Bambu, dilakukan secara sukarela, wujud kebersamaan masyarakat. Yang masih bertahan dan perlu dipertahankan, menurutku.

Walaupun perkembangan saat telah mulai berangsur menggunakan arkatenda sebagai pengganti Bambu. Tapi secara nilai tertentu, tradisi gotong Bambu banyak terdapat nilai yang tidak diukur secara statistik.

NILAI kebersamaan. Diawali menggotong Bambu dari masyarakat sampai dengan membuat "semujung atau tarub". Sampai dengan merombak/membongkar tempat ini setelah acara usai dilakukan secara bergotong-royong. 

Secara tak langsung menghidupi suasana kekompakan/kebersamaan/solidaritas di masyarakat

NILAI kebahagian tersendiri. Pada saat bekerja membangun "semujung atau tarub".  Diwarnai kesibukan masing-masing mulai dari yang membelah Bambu, memotong bambu, mengangkat Bambu, disertai candatawa, punya nilai yang tidak dapat dijelaskan. 

Jadi semua terlibat bin sibuk dengan kegiatan masing-masing. Serta saling bantu membahu penuh rasa k.esukarelaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun