Karya : aprisa nisa amping (Kader DPK GMNI FKIP)
Bumi pertiwi ini baru saja merdeka,
lalu harus berperang lagi,
aku bisa Melihatmu, bernafas lega dan bahagia
Tapi kini kau nampak murung seketika
kumpulan tawa riang mu berganti dengan panik, pelik
Tak lagi terlihat cantik merona
Ya Tuhan engkau dengan bala pasukanmu
yang tak terlihat, Yang membuat kakimu tak lagi,
kokoh berdiri, wajahmu cemas, pucat
seolah tak mampu lagi hidup berdikari
terpidana dalam ruang ketakutan dan harapan
Semuanya dibuat gelisah karena takut
Canda dan tawa terganti pilu
Jalan raya tak seramai biasanya
Tempat berkumpul serasa sunyi
Bahkan manusia enggan untuk berjabat tangan
kini begitu banyak nyawa terancam
Dia datang membawa dampak begitu besar
Dibumi pertiwi tercinta
Sungguh membuat merana dia datang begitu kejam
Puluhan ribu nyawa telah hilang sia sia
Tolong katakan ini hanyalah mimpi buruk
Negeriku, negeri yang kaya dan cerdas,
Aku berotak melihat kemunduran resesi
Membuat aku tak biasa berbuat apa-apa
Aku yang sedang berada di negeriku
yang pucat dan menggigil
Namun apakah kita akan terus
mengabaikan dan membiarkan
makhluk tak terlihat ini menyebar dengan bebas
memberi ruang untuk di sentuh
dan aku merindukan oksigen yang ku hirup bebas
tanpa sekat penutup di wajah
Kini saatnya saling mendengar Rintihan
jiwa yang menangis terkurung dalam kesunyian
Menerapkan perintah dan larangan demi nyawa yang berharga
Marilah menundukkan kepala sejenak untuk merenungkan
Bahwa menutup tirai jendela saja tidak cukup.