Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Apa Bedanya Berpuasa Ramadan di Tengah Pandemi, Kini dan Tahun Lalu?

14 April 2021   23:16 Diperbarui: 14 April 2021   23:34 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Masjid Istiqlal selepas salat Jumat (KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO)

Para mubalig/penceramah agama diharapkan berperan
memperkuat nilai-nilai keimanan, ketakwaan, akhlakulkarimah,
kemaslahatan umat, dan nilai-nilai kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui bahasa dakwah yang tepat dan bijak sesuai tuntunan Al-Qur'an dan As-sunah.

Salat Idul Fitri 1 Syawal 1442 H/2021 M dapat dilaksanakan di masjid atau di lapangan terbuka dengan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat, kecuali jika perkembangan Covid-19 semakin negatif (mengalami peningkatan) berdasarkan pengumuman Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk seluruh wilayah negeri atau pemerintah daerah di daerahnya masing-masing.

Panduan ibadah di bulan Ramadan dan Idulfitri 1442 H/2021 M/Sumber: Kementerian Agama RI
Panduan ibadah di bulan Ramadan dan Idulfitri 1442 H/2021 M/Sumber: Kementerian Agama RI
Kebijakan inilah tampaknya yang membedakan momen Ramadan tahun ini dengan Ramadan tahun lalu. 

Berpuasanya? Tentu sama saja. Menahan diri dari lapar, haus, hubungan seks, dan hal-hal yang membatalkan puasa sedari terbit fajar sampai terbenam matahari (waktu magrib).

Puasa Ramadan sejatinya adalah ritual (ibadah) yang sangat rahasia dan pribadi. Yang tahu hanya dirinya sendiri yang sedang berpuasa dan tentu Tuhan. Di sinilah memang bedanya ibadah puasa dengan ibadah-ibadah yang lain, seperti salat, zakat, haji, dan seterusnya yang orang lain bisa melihatnya secara kasatmata.

Sementara puasa, tidak. Orang lain, kecuali hanya dirinya dan Tuhan, sulit menandai, apakah orang itu berpuasa atau tidak. Kalau hanya dengan indikasi terlihat lemas, tiduran terus, dan meludah melulu, misalnya, hal itu belum bisa dipastikan apakah yang bersangkutan benar-benar berpuasa atau tidak. 

Bisa jadi ia berpura-pura berpuasa, karena (misalnya) ia baru saja mampir ke warteg, warung kopi, atau diam-diam buka pintu kulkas, dan menenggak air dingin. Artinya, orang lain bisa saja dikelabui, tapi diri sendiri dan Tuhan, tentu tidak bisa. Makanya, puasa otomatis mengajarkan pentingnya kejujuran.

Dalam hadis qudsi, Tuhan pun secara gamblang menyatakan, "Segenap amal perbuatan anak Adam (manusia) untuknya, kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yamg akan memberi rewards." Jadi, selain Tuhan, tidak ada yang berhak sama sekali menilai puasa seseorang itu.

Sekali lagi, yang membedakan puasa Ramadan 2021, atau tahun ini dengan Ramadan tahun lalu itu, adalah nuansa aktivitas-aktivitas lainnya di bulan Ramadan yamg mengiringi ibadah puasa. 

Terutama aktivitas-aktivitas yang mengharuskan untuk melakukan adaptasi dan kebiasaan menerapkan protokol kesehatan sehubungan masih pandemi. Itu saja. Praktik ibadahnya tetap sama sesuai syariat.

Demikian, semoga bermanfaat, dan kita selalu sehat walafiat. Tabik. []

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun