Mohon tunggu...
Muis Sunarya
Muis Sunarya Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis tentang filsafat, agama, dan budaya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cara Mengatasi Problem Ketika Bercinta Hilang Rasa, Jangan Buru-buru Bercerai

11 Juni 2020   13:00 Diperbarui: 12 Juni 2020   18:29 1747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suasana sesaat setelah akad nikah, tampak senyum kebahagiaan pasangan pengantin baru memamerkan buku nikah sebagai bukti legalitas perkawinan mereka. | dokpri

Tidak sedikit pasangan suami istri setelah bertahun-tahun hidup bersama dalam biduk rumah tangganya mengalami situasi ketidakharmonisan karena masalah pada kebutuhan seksual.

Ini tentu saja bukan faktor satu-satunya dalam menciptakan keharmonisan rumah tangga, tapi penting untuk diperhatikan oleh pasangan suami istri. Artinya, pasangan suami istri sebaiknya tidak boleh memandang sebelah mata, dan meremehkan kebutuhan yang satu ini.

Kebutuhan seksual bisa dibilang "bumbu penyedap" dan pelengkap dalam kehidupan rumah tangga. Walaupun hal itu bukan tujuan utama, tapi sebagai sebuah proses relasi yang harus dijalani dalam sebuah perkawinan.

Benar, bahwa perkawinan bukan semata-mata sekadar orientasinya seks. Tapi perkawinan menjadi hambar, dan menemui hambatan dalam mewujudkan keharmonisan rumah tangga jika ada masalah dalam kebutuhan seksual ini.

Tidak sedikit ikatan perkawinan yang mestinya kokoh (mitsaqan ghalida, menurut bahasa Al-Quran), menjadi rapuh, putus, dan berujung perceraian gegara masalah seks.

Pantes saja seorang WS Rendra pernah berujar, "Tidak ada yang penting dalam hidup ini, kecuali seni dan seks." Itu bagi penyair yang dijuluki "Si Burung Merak". Bisa jadi Anda tidak setuju dengan prinsipnya. Tapi tentu saja mendiang WS Rendra punya alasan tersendiri. 

Seperti yang saya ceritakan di tulisan saya sebelumnya, "Ketika Bercinta Hilang Rasa, Mengiakan Bermakna Menidakkan"  tentang perempuan paruh baya yang akhirnya lebih baik menyudahi, dan memutus ikatan perkawinannya.

Ia bercerai dan memilih menjanda ketimbang berada dalam situasi tidak nyaman dalam melakukan hubungan seks dengan suaminya, dan tidak pernah lagi merasakan kenikmatan, bahkan sudah hilang rasa (illfeel), terpaksa, dan menderita bertahun-tahun.

Sebenarnya pilihan menjanda karena perceraian adalah bukan pilihan tepat, tapi karena terpaksa, merasa buntu, dan tak ada pilihan lagi untuk mempertahankan keutuhan rumah tangganya.

Baca juga: Ketika Bercinta Hilang Rasa, Mengiakan Bermakna Menidakkan

Padahal banyak cara bagaimana tetap menjaga dan merawat keharmonisan rumah tangga, lantaran terganggunya kebutuhan seks itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun