Mohon tunggu...
Muing
Muing Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pembantaian

10 April 2019   08:37 Diperbarui: 10 April 2019   09:17 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tenang Her,... pokonya aman dan menyengkan".

"Wah, ... tambah gila kau Sala.

Tiba-tiba mobil yang ditumpangi mereka berhenti di tengah keramaian di Pantai Losari.

"Ayo, turun...kita udah sampai".

"Di sini ya Sal, apa tidak salah, kok seramai ini dianggap aman".

"Ya, amanlah,... ayo turun".


Begitu turun dari mobil Isal menghampiri algojo yang telah dibayar sebelumnya,

"Bagaimana bang? Udah beres?"

"Udah Bang, pokoknya beres, yang paling besar saya potong-potong dan ada di dalam panci, yang kekar itu sudah saya belah dua dan ususnya saya buang"

Mendengar percakapan itu Heri yang dulunya terkenal dengan keberaniannya, kini tak bernyali, benar-benar tak bernyali. Pikirannya mulai ngelantur ke mana-mana.

Selangkah kemudian pemilik warung makan di Pantai Losari menghampiri Isal dan Heri lalu mempersilakan masuk ke ruang khusus yang telah disiapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun