"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah...?"
 (QS. Al-Hadid: 16)
Ayat itu menghujam hatinya, membuatnya menangis, dan bertanya pada dirinya sendiri, "Benar, sudah saatnya aku berhenti dari keburukan ini dan kembali kepada Allah."
Sejak saat itu, ia meninggalkan kehidupan gelapnya, belajar ilmu agama, dan menjadi salah satu ulama besar yang dihormati. Kisah ini menjadi bukti bahwa selama seseorang belum menutup pintu taubat, Allah Ta'ala masih memberinya peluang untuk berubah.
Pintu Taubat Selalu Terbuka: Jangan Berputus Asa
Allah Ta'ala tidak hanya menutupi dosa, tetapi juga memberi kesempatan untuk bertaubat. Bahkan, dalam Al-Qur'an, Allah memberikan janji-Nya:
"Katakanlah: 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'"Â
(QS. Az-Zumar: 53)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebut ayat ini sebagai "ayat yang paling memberikan harapan bagi orang berdosa". Tidak peduli seberapa besar dosa seseorang, jika ia bertaubat dengan ikhlas, maka Allah Ta'ala akan mengampuninya.
Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda:
"Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya daripada kegembiraan seseorang yang menemukan kembali untanya yang hilang di padang pasir."