Penelitian oleh Fitri (2022) menunjukkan bahwa kolaborasi antara guru kelas, guru pembimbing khusus, dan orang tua dapat meningkatkan kemampuan perilaku adaptif anak disabilitas intelektual ringan. Setelah mendapatkan pembinaan secara konsisten dan rutin, anak menunjukkan perkembangan dalam aspek komunikasi, keterampilan hidup sehari-hari, sosial, motorik, dan penurunan perilaku maladaptif.
- Efektivitas Program Latihan Bina Diri
Abidin (2021) mengemukakan bahwa kolaborasi antara guru dan orang tua melalui program latihan bina diri efektif dalam meningkatkan kemampuan aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL) anak tunagrahita. Penggunaan Lembar Kerja Rumah  (LK-Rum) sebagai media komunikasi  antara guru dan orang tua memungkinkan intervensi yang berkelanjutan dan terstruktur, sehingga anak dapat mengembangkan kemandirian secara optimal.
- Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pembelajaran Kolaboratif
Rudiyati (2017) menemukan bahwa pembelajaran kolaboratif antara guru reguler dan guru pembimbing khusus di sekolah inklusif dapat meningkatkan kompetensi profesional guru dalam menangani ABK. Melalui pelatihan dan pendampingan, guru memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan ABK secara efektif.
- Prestasi Belajar Anak Tunarungu
Santoso et al. (2023) meneliti kolaborasi antara orang tua dan guru dalam mendukung prestasi belajar anak tunarungu di Sekolah Luar Biasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang intensif dan dukungan emosional dari orang tua, serta pendekatan nonverbal dalam pembelajaran, berkontribusi signifikan terhadap peningkatan prestasi akademik dan sosial anak tunarungu.
- Peran Orang Tua dalam Pendidikan ABK Berprestasi
Penelitian oleh Nuraeni (2024) mengungkapkan bahwa kolaborasi antara orang tua dan sekolah di SLB Negeri 1 Mataram berperan penting dalam mendidik ABK hingga mencapai prestasi. Sekolah melibatkan orang tua dalam kegiatan akademik dan tautanketerampilan, serta menjalin komunikasi melalui berbagai saluran, seperti grup WhatsApp dan pertemuan langsung, untuk mendukung perkembangan anak secara holistik. Â
Temuan-temuan tersebut menegaskan pentingnya kolaborasi yang harmonis dan berkelanjutan antara guru dan orang tua dalam mendukung perkembangan anak berkebutuhan khusus. Sinergi ini tidak hanya meningkatkan kemampuan akademik dan sosial anak, tetapi juga memperkuat kompetensi profesional guru dalam menangani ABK secara efektif.
Pembahasan
Kolaborasi antara guru dan orang tua memegang peranan krusial dalam mendukung perkembangan anak berkebutuhan khusus (ABK). Sebagai mitra utama dalam proses pendidikan, orang tua memiliki pemahaman mendalam tentang karakteristik anak, sementara guru menyediakan lingkungan belajar yang terstruktur dan profesional. Sinergi antara kedua pihak ini dapat menciptakan pendekatan yang holistik dan efektif dalam mendukung ABK.
1. Peningkatan Kemampuan Perilaku Adaptif melalui Kolaborasi
Penelitian oleh Fitri (2022) menunjukkan bahwa kolaborasi antara guru kelas, guru pembimbing khusus, dan orang tua dapat meningkatkan kemampuan perilaku adaptif anak disabilitas intelektual ringan. Setelah mendapatkan pembinaan secara konsisten dan rutin, anak menunjukkan perkembangan dalam aspek komunikasi, keterampilan hidup sehari-hari, sosial, motorik, dan penurunan perilaku maladaptif. Hal ini sejalan dengan temuan Sari et al. (2019), yang menekankan pentingnya kolegialitas antar guru dalam membentuk kemandirian ABK. Kedua penelitian ini menegaskan bahwa kolaborasi yang terstruktur dan berkelanjutan antara guru dan orang tua dapat mempercepat proses adaptasi dan kemandirian ABK.
2. Efektivitas Program Latihan Bina Diri dalam Meningkatkan Kemandirian