Mohon tunggu...
Muhlis Lamuru
Muhlis Lamuru Mohon Tunggu... Guru - Penting tak Penting

Lahir di sebuah Dusun terpencil di Kab. Bone, Sulawesi-Selatan. Namanya, Dusun Masumpu, Des. Massengrengpu, Kec Lamuru. Dusun tersebut baru dialiri listrik PLN pada pertengahan tahun 1999. Muhlis Lamuru menghabiskan masa kecil di Kampung halaman dan bersekolah di MI 43 Pising (Masumpu) dan SLTP di Kecamatan sebelum hijrah ke Kota Makassar melanjutkan pendidikan menengah. Sejak 2004 hijrah ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan Tinggi di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dan, tahun 2010 mencoba mengadu nasib n memulai hidup baru di Ibu Kota Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Imagining Covid-19

25 Juli 2021   12:38 Diperbarui: 25 Juli 2021   13:03 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Peristiwa ini sudah cukup lama, jadi saya tidak bisa mengingatnya secara persis tetapi saat memasuki hari ketiga, pemikiran nyeleneh muncul di kepala saya. Saat itu saya mulai berpikir untuk mengakhiri bertahan tidak memeriksakan diri ke dokter. Terlintas di pikiran saya untuk menunggu sehari lagi. Tak kala hari keempat kondisi kesehatan belum membaik, saya mau ke rumah sakit dan memeriksakan diri. Saya pun sempat menyusun scenario meski baru sebatas dalam pikiran. Saat itu, saya memikirkan dua alternatif. Pertama, sekiranya, sakit biasa, berarti saya hanya ke rumah sakit dan memeriksakan diri kepada dokter. Lalu, saya meminta resep obat. Setalah itu, saya kembali ke rumah.

Scenario kedua, benar terpapar covid-19. Dalam pikiran saya, sekiranya skenario ini yang terjadi, saat memeriksakan diri, saya otomatis harus tinggal atau isolasi di rumah sakit. Saya membayangkan datang seorang diri ke rumah sakit dan tidak membawa bekal apa dan harus diisolasi selama 14 hari di rumah sakit. Tidak punya pilihan lain. 

Dalam banyangan nyeleh itu saya akan menghubungi kolega. Saya akan menginformasikan kondisi terakhir yang harus diisolasi sekaligus meminta tolong untuk dibelikan berbagai keperluan pribadi dan dikirimkan ke rumah sakit melalu aplikasi Go Send. Saya sudah menceritakan scenario bayangan ini ke kolega saya. Dia pun sempat menilai pikiran saya nyeleneh namun siap melakukannya jika itu benar-benar terjadi.

Untungnya, cerita tahun lalu ini hanyalah sebatas scenario dalam banyangan dan tidak terwujud. Memasuki hari ke empat, kondisi kesehatan saya sudah mulai membaik. Gejala yang menghawatirkan itu sudah mulai menghilang. Itu artinya, saat itu saya tidak perlu ke rumah sakit untuk memeriksakan diri. Dan, sampai terakhir meski sempat mengalami gejala yang umum terjadi pada pasien covid-19 tetapi saat itu saya tetap tidak terkonfirmasi terinfeksi virus yang bermula muncul di Wuhan, China itu.

Mataram, 21 Juli 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun