Mohon tunggu...
Kibas
Kibas Mohon Tunggu... Editor - Pemuda desa.

Di sini aku hanya menerjemahkan kicauan burung yang ada dalam kepalaku, risih jika tak dikeluarkan. Maka, selamat membaca kicauan burung milikku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Syair Malam

30 Juli 2020   23:40 Diperbarui: 30 Juli 2020   23:31 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tak'kan sakit, aku hanya menorehkan rindu pada aksara yang bersuara

Tapi, aku bahagia selayang pandang

Hanya selayang pandang

Kemudian, malam mengganti syair

Seolah tak'kan ada yang terjadi

Bahkan ia tak peduli

Saat itu aku ingin bertanya tentang bulan

Mengapa ia tak mengganti baju

Padahal, ia punya banyak setelan yang anggun

Malam mengganti syair dan masih tak peduli

Waktu semakin termakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun