Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... welcome my friend

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ghostwriter

5 September 2025   05:55 Diperbarui: 5 September 2025   05:55 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi by AI (Dok. Pribadi)

Kisah Seorang Penulis Bayangan

Namaku tidak penting. Aku hanyalah bayangan yang menulis kata-kata untuk orang lain. Nama samaran yang kugunakan cukup sederhana: Ghostwriter. Bukan karena aku takut, tapi karena aku tahu, dalam dunia politik, nama bisa jadi bumerang.

Aku dulu tidak pernah peduli politik. Bagiku, politik hanya panggung gaduh di televisi: orang-orang berdebat tanpa ujung, janji-janji kosong, dan wajah-wajah sok tahu. Aku lebih suka menulis cerita pendek atau catatan perjalanan. Sampai akhirnya, tawaran itu datang.

Seorang teman lama memperkenalkanku kepada Pak X. "Dia butuh orang seperti kamu. Tulisannya harus rapi, kalimatnya harus bisa bikin orang percaya," katanya. Aku semula menolak, tapi iming-iming honor besar membuatku berpikir ulang.

Pertemuan pertamaku dengan Pak X terasa janggal. Ia orang yang kaku, gagap bicara, bahkan tak mampu menyusun kalimat sederhana tanpa terbata-bata. "Saya butuh kamu. Saya harus terlihat meyakinkan," ujarnya, menatapku dengan mata penuh ambisi. Dari situlah semuanya dimulai.

Orang yang Tak Pandai Bicara

Sejak itu, setiap pidato, konferensi pers, hingga debat politik, semua keluar dari tanganku. Aku yang merangkai kata, ia yang membacakan. Orang-orang terpesona, mengira Pak X pemimpin yang cerdas dan berwawasan luas. Padahal, ia hanya membaca teks dengan intonasi kaku.

Sering kali aku menonton dari layar televisi, melihat ia memegang kertas yang kutulis. Aku ingin tertawa sekaligus muak. Bayangkan, seorang pejabat yang digadang-gadang rakyatnya, ternyata bahkan tak bisa menyusun kalimat sendiri.

Namun, semakin lama aku bekerja dengannya, semakin aku sadar ada bau busuk yang sulit ditutupi.

Rahasia Anggaran Gelap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun