Mohon tunggu...
Muharika Adi Wiraputra
Muharika Adi Wiraputra Mohon Tunggu... welcome my friend

memayu hayuning bawana

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Flashback ke 90-an! Monpers Fest 2025 Hadirkan Nostalgia Era Keemasan Pers 90-an

25 Februari 2025   19:23 Diperbarui: 26 Februari 2025   08:46 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Majalah Tempo tahun 1991 (Dokumentasi pribadi) 
Majalah Tempo tahun 1991 (Dokumentasi pribadi) 

Di sini, pengunjung juga bisa menikmati berbagai buku yang telah disediakan untuk dibaca langsung di tempat—tapi ingat, tidak boleh dibawa pulang!. Duduklah dengan nyaman, selami halaman demi halaman, dan biarkan suasana membawamu kembali ke era 90-an, di mana aroma kertas masih mendominasi dan berita dibaca dari lembaran, bukan layar. 

Bagi yang pernah merasakannya, ini adalah nostalgia yang hidup kembali! Oh iya, jangan lupa untuk menjaga dan menghormati setiap properti di sini—karena setiap koleksi yang dipajang adalah bagian dari sejarah berharga yang layak dilestarikan. 

Boleh baca, tapi jangan bawa pulang(Dokumentasi pribadi) 
Boleh baca, tapi jangan bawa pulang(Dokumentasi pribadi) 

Cerpen Hantu Pemalas (Dokumentasi pribadi) 
Cerpen Hantu Pemalas (Dokumentasi pribadi) 

Siapa ya punya majalah Bobo, majalah Bobo menjadi favorit bacaan anak-anak karena ceritanya yang lucu serta mengedukasi disertai gambar-gambar yang menarik serta berwarna. Di sini ada majalah Bobo edisi khusus 50 tahun Bobo, isinya cerpen-cerpen menarik yang suka baca bahkan membuat cerpen pasti ingin baca buku ini.

Bobo edisi limited perayaan 50 tahun (Dokumentasi pribadi) 
Bobo edisi limited perayaan 50 tahun (Dokumentasi pribadi) 

Replika Telepon umum (Dokumentasi pribadi) 
Replika Telepon umum (Dokumentasi pribadi) 

Ada juga replika telepon umum dan kotak pos yang dulu biasa ditemukan di pinggir jalan—ya iyalah, masa di tengah jalan. Bagi yang pernah merasakan di era ini, melihatnya bisa langsung membangkitkan kenangan manis. 

Mungkin ada yang dulu sibuk mencari koin untuk menelepon seseorang, atau justru menunggu lama di depan kotak pos, berharap ada surat balasan dari sahabat pena. 

Kalau saya dulu cuma nungguin Bapak selesai nelepon sambil bengong, atau sekadar iseng ngintip ke dalam kotak pos, siapa tahu ada surat misterius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun