Depresi Besar atau lebih dikenal dengan "Great Depression" Depresi ekonomi besar ini adalah kemerosotan ekonomi global yang parah yang terjadi terutama selama tahun 1930-an.Â
Depresi ini dimulai di Amerika Serikat setelah kehancuran pasar saham yang dramatis pada 29 Oktober 1929, yang dikenal sebagai "Black Tuesday." Peristiwa tersebut menandai awal dari periode ketidakstabilan ekonomi yang berkepanjangan, dengan dampak menghancurkan yang meluas ke seluruh dunia.Â
Depresi ini tidak hanya melanda negara-negara industri maju seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris, tetapi juga negara-negara non-industri di berbagai benua.
Di Amerika Serikat, ribuan bank gulung tikar, mengakibatkan hilangnya tabungan masyarakat dan penurunan tajam dalam investasi serta konsumsi. Tingkat pengangguran mencapai sekitar 25%, dan banyak orang kehilangan pekerjaan dan rumah mereka.Â
Deflasi yang parah memperburuk situasi, dengan harga barang dan jasa jatuh secara signifikan, menambah beban utang yang nyata bagi banyak individu dan bisnis.
Di Eropa, negara-negara seperti Jerman dan Inggris menghadapi krisis ekonomi yang sama parahnya. Di Jerman, Depresi Besar membuka jalan bagi ketidakstabilan politik dan sosial yang akhirnya memfasilitasi naiknya Adolf Hitler dan Partai Nazi.Â
Inggris juga mengalami pengangguran massal dan penurunan dalam output industri, yang memaksa pemerintah untuk mengambil langkah-langkah drastis untuk mengatasi krisis.
Negara-negara di Amerika Latin, seperti Brasil dan Argentina, yang ekonominya sangat bergantung pada ekspor komoditas, mengalami penurunan drastis dalam pendapatan ekspor.Â
Hal ini menyebabkan krisis ekonomi di wilayah tersebut dan mendorong pemerintah untuk mengadopsi kebijakan substitusi impor guna mengurangi ketergantungan pada pasar internasional.
Di Asia, Jepang mengalami penurunan dalam ekspor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonominya, sementara negara-negara lain di kawasan ini juga merasakan dampak penurunan permintaan global.Â