Mohon tunggu...
M MuharOmtatok
M MuharOmtatok Mohon Tunggu... Konsultan SDM, Psikologi Sains dan Kebudayaan

M. Muhar Omtatok, Seorang Konsultan SDM, Psikologi Sains, Kebudayaan dan Keindonesiaan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Stabilitas Yang Rapuh: Ketika Politik Menguji Fondasi Ekonomi Indonesia

2 September 2025   09:09 Diperbarui: 2 September 2025   22:16 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Meskipun kebijakan fiskal dan moneter terbukti efektif dalam mengatasi gejolak ekonomi jangka pendek, seperti inflasi dan perlambatan ekonomi, tantangan jangka panjang yang tersisa meliputi fluktuasi harga komoditas global, perubahan struktural perekonomian, serta kebutuhan untuk pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, yang seringkali membutuhkan sinergi kebijakan yang lebih kuat dan adaptif.

Ketidakpastian politik di Indonesia dapat merusak kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi, yang memicu penyesuaian proyeksi pertumbuhan ekonomi ke bawah oleh OECD dari 5,2% menjadi 4,7%. Ketidakstabilan politik memperpendek cakrawala kebijakan, menciptakan volatilitas, dan berdampak negatif pada kinerja ekonomi secara keseluruhan.   

Untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi, pemerintah perlu menyeimbangkan stimulus fiskal jangka pendek dengan reformasi struktural jangka panjang, yang secara efektif dapat mendukung stabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Stimulus fiskal, seperti penurunan pajak atau peningkatan belanja publik, dapat memberikan dorongan ekonomi segera, tetapi tidak cukup untuk pertumbuhan jangka panjang. Reformasi struktural, seperti peningkatan efisiensi birokrasi, investasi dalam pendidikan dan infrastruktur, serta perbaikan iklim investasi, menciptakan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dan menjaga stabilitas ekonomi.

Analisis dan Diskusi

1. Keterkaitan Politik dan Ekonomi

Ketidakstabilan politik di Indonesia dapat berdampak langsung pada perekonomian melalui pelemahan nilai tukar rupiah, penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan peningkatan aliran modal keluar (capital flight) karena investor menarik dananya akibat ketidakpastian. Selain itu, gangguan pada aktivitas ekonomi sehari-hari, kerusakan infrastruktur akibat demonstrasi anarkis, serta penurunan kepercayaan investor asing terhadap iklim investasi juga menjadi dampak negatif yang signifikan.

Indonesia bisa bercermin pada krisis 1998 dan pandemi COVID-19, di mana ketegangan politik memperburuk tekanan ekonomi. Demonstrasi besar-besaran pecah di Indonesia setelah kematian pengemudi ojek online pada 28 Agustus 2025, dikhawatirkan akan menjadi katalisator bagi tuntutan tata ulang negara, mengingat adanya ketidakpuasan di berbagai sektor seperti penurunan demokrasi dan sikap represif aparat hukum, yang muaranya pada ekonomi yang melambat.

Juga berdampak pada penurunan investasi karena ketidakpastian, volatilitas pasar keuangan, kebijakan ekonomi yang tidak optimal, dan melemahnya kepercayaan publik terhadap pemerintah, yang pada akhirnya bisa mengarah pada perlambatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan pengangguran, dan ketidakpuasan sosial.

2. Risiko Jangka Panjang

Jika ketegangan politik berlanjut, beberapa risiko jangka panjang yang mungkin muncul. Misalnya penurunan Investasi Asing Langsung (FDI), karena ketidakpastian politik dapat menurunkan minat investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia. Dari sisi capital flight, kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi dapat menyebabkan aliran keluar modal dari pasar keuangan domestik. Gangguan pada sektor strategis, seperti manufaktur, energi, dan pariwisata dapat mengalami gangguan akibat ketidakstabilan politik dan sosial.

3. Strategi Stabilitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun