Mohon tunggu...
M MuharOmtatok
M MuharOmtatok Mohon Tunggu... Konsultan SDM, Psikologi Sains dan Kebudayaan

M. Muhar Omtatok, Seorang Konsultan SDM, Psikologi Sains, Kebudayaan dan Keindonesiaan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Stabilitas Yang Rapuh: Ketika Politik Menguji Fondasi Ekonomi Indonesia

2 September 2025   09:09 Diperbarui: 2 September 2025   22:16 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

b. Paket Stimulus Fiskal

Untuk investasi infrastruktur, pemerintah menambah alokasi dana untuk proyek infrastruktur skala kecil dan padat karya, termasuk perbaikan jalan desa, irigasi, dan fasilitas kesehatan di daerah pedesaan, dengan target menciptakan lebih dari 150 ribu lapangan kerja dalam jangka pendek. (Times Indonesia, 2025)

Di bidang  insentif sektor produktif, termasuk keringanan pajak dan subsidi bunga kredit untuk UMKM dan sektor manufaktur strategis, guna mendorong permintaan agregat dan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 5,2% pada 2025.

2. Kebijakan Moneter

Bank Indonesia (BI) secara strategis menjaga stabilitas ekonomi melalui kebijakan moneter seperti suku bunga dan operasi pasar untuk mengendalikan inflasi serta menstabilkan nilai tukar rupiah. BI juga melakukan intervensi valas, memperkuat pendalaman pasar keuangan, dan berkoordinasi dengan pemerintah untuk menciptakan sinergi kebijakan demi stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

a. Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah

Bank Indonesia (BI) rutin melakukan intervensi di pasar spot dan forward, serta menggunakan berbagai instrumen kebijakan moneter lainnya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap gejolak global, tentunya termasuk pada periode yang serupa dengan Agustus 2025. Intervensi ini bertujuan untuk meredakan volatilitas, memberikan sinyal positif kepada pasar, serta mendorong masuknya investasi.   

BI membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder sebagai bagian dari strategi operasi moneter untuk menstabilkan ekonomi, bukan untuk menekan suku bunga secara langsung. Aktivitas ini bertujuan untuk mengelola likuiditas di pasar, memperkuat sinergi dengan kebijakan fiskal pemerintah, dan mencegah gejolak pasar. Pembelian ini dilakukan dengan mekanisme pasar yang transparan dan akuntabel, serta mempertimbangkan dinamika ekonomi domestik dan global untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

b. Kebijakan Suku Bunga

Pada Rapat Dewan Gubernur April 2025, BI memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate pada level 5,75% untuk menjaga stabilitas inflasi dalam sasaran 2,51% dan mendukung pertumbuhan ekonomi, yang konsisten dengan sinyal kebijakan dari Februari 2025. Keputusan ini juga didukung oleh penguatan kebijakan insentif makroprudensial yang diimplementasikan pada 1 April 2025 untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor-sektor prioritas.

3. Efektivitas Kebijakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun