Mohon tunggu...
M MuharOmtatok
M MuharOmtatok Mohon Tunggu... Konsultan SDM, Psikologi Sains dan Kebudayaan

M. Muhar Omtatok, Seorang Konsultan SDM, Psikologi Sains, Kebudayaan dan Keindonesiaan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Stabilitas Yang Rapuh: Ketika Politik Menguji Fondasi Ekonomi Indonesia

2 September 2025   09:09 Diperbarui: 2 September 2025   22:16 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Ekonomi Indonesia menghadapi tekanan signifikan akibat dinamika politik domestik yang meningkat pada tahun 2025. Protes publik, kerusuhan sosial, dan ketidakpastian politik telah memengaruhi persepsi investor, volatilitas pasar, dan stabilitas nilai tukar rupiah. Lalu  bagaimana respons pemerintah melalui kebijakan fiskal dan moneter, serta implikasi jangka pendek dan jangka panjang bagi pertumbuhan nasional.

Indonesia sebagai negara berkembang memiliki sejarah panjang interaksi antara dinamika politik dan kondisi ekonomi. Stabilitas politik merupakan prasyarat penting bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, karena memengaruhi keyakinan investor, konsumsi rumah tangga, dan aliran modal asing.

Pada tahun 2025 ini, ketegangan politik meningkat akibat protes publik terkait kebijakan pemerintah, kenaikan tunjangan pejabat, dan ketidakpuasan masyarakat terhadap birokrasi. Situasi ini memicu volatilitas pasar saham domestik dan ketidakpastian nilai tukar, sehingga menjadi ujian bagi ketahanan ekonomi Indonesia.

Tulisan  ini bertujuan untuk menganalisis dampak ketegangan politik terhadap ekonomi Indonesia, mengevaluasi respons pemerintah, dan memberikan rekomendasi kebijakan untuk menjaga stabilitas jangka panjang.

Pengaruh Ketegangan Politik Terhadap Inflasi Dan Daya Beli Masyarakat

1. Lonjakan Harga Komoditas Akibat Gangguan Distribusi

Ketidakstabilan politik yang ditandai dengan protes besar-besaran di berbagai kota telah mengganggu rantai pasok pangan dan distribusi barang. Sebagai contoh, kerusuhan di Pati, Bone, dan Cirebon pada Agustus 2025 menyebabkan kerusakan infrastruktur dan hambatan transportasi, yang berimbas pada kelangkaan pasokan barang kebutuhan pokok. Akibatnya, harga beras mengalami lonjakan signifikan, dengan andil inflasi sebesar 0,06% pada Juli 2025.

CNBC Indonesia (2025) menulis, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan itu harga beras di tingkat penggilingan sebesar Rp 13.569/kg atau naik 1,87% dibanding bulan sebelumnya sebesar Rp 13.346/kg. Harga beras pada Agustus 2025 mengalami kenaikan di seluruh level penjualan, mulai dari tingkat penggilingan, grosir, hingga eceran. Selain itu, komoditas lain seperti bawang merah, tomat, dan cabai rawit juga mengalami kenaikan harga yang signifikan akibat gangguan distribusi. Kenaikan harga pangan ini berkontribusi pada inflasi bulanan sebesar 0,30% pada Juli 2025 .

2. Spekulasi Pasar terhadap Nilai Tukar Rupiah

Ketidakpastian politik juga mempengaruhi persepsi investor terhadap stabilitas ekonomi Indonesia. Selama seminggu terakhir, nilai tukar dolar AS ke rupiah Indonesia telah berfluktuasi antara tinggi 16495 pada 1 September 2025 dan rendah 16254.5 pada 25 Agustus 2025. Pergerakan harga 24 jam terbesar terjadi pada 29 Agustus 2025, dengan kenaikan nilai 0.489%. Kondisi ini terjadi di tengah tren pelemahan rupiah yang dipicu oleh spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed dan ketegangan politik domestik.

Fluktuasi nilai tukar yang tidak stabil menciptakan ketidakpastian ekonomi, yang dapat memicu spekulasi para pelaku pasar dan menyebabkan lonjakan harga barang-barang impor akibat melemahnya nilai tukar mata uang domestik, sehingga memperburuk inflasi. Ketidakpastian ini juga dapat menghambat investasi dan perencanaan bisnis, karena investor ragu untuk melakukan investasi jangka panjang dalam kondisi yang tidak pasti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun